ANTARA - Ketika masyarakat internasional memperingati Hari Jantung Sedunia pada 29 September, Afghanistan menghadapi kenyataan yang menyedihkan, yakni ribuan orang meninggal setiap tahun akibat penyakit kardiovaskular, terjebak dalam kemiskinan, sistem perawatan kesehatan yang rapuh, serta luka yang berkepanjangan akibat konflik selama beberapa dekade. Di rumah-rumah sakit di Kabul yang peralatannya kurang memadai, para keluarga seperti keluarga Nizamuddin dan Ali Hussain menggantungkan harapan yang rapuh bagi bayi-bayi mereka yang lahir dengan penyakit jantung bawaan (congenital heart defects/CHD), kondisi yang lazimnya dapat diobati di negara-negara yang lebih maju, namun di Afghanistan kerap kali digambarkan sebagai "hukuman mati". (XINHUA/Nanien Yuniar/Yovita Amalia/Rijalul Vikry)