Kekeringan parah landa Prancis

  • Selasa, 9 Agustus 2022 12:59 WIB

Seekor sapi mencari makan di sebuah lahan persawahan yang mengalami kekeringan di Marais Breton in Villeneuve-en-Retz, Prancis, Senin (8/8/2022). Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne mengatakan negaranya mengalami kekeringan yang parah pada gelombang panas ketiga musim panas kali ini menyebabkan banyak kota kehilangan air, membawa bencana bagi para petani, ekosistem dan keanekaragaman hayati. ANTARA FOTO/REUTERS/Stephane Mahe/wsj.

Bangkai belut dan ikan yang mati terlihat di sebuah waduk yang mengering di Marais Breton in Villeneuve-en-Retz, Prancis, Senin (8/8/2022). Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne mengatakan negaranya mengalami kekeringan yang parah pada gelombang panas ketiga musim panas kali ini menyebabkan banyak kota kehilangan air, membawa bencana bagi para petani, ekosistem dan keanekaragaman hayati. ANTARA FOTO/REUTERS/Stephane Mahe/wsj.

Tanah mengalami retak-retak di sebuah lahan yang mengering di Marais Breton in Villeneuve-en-Retz, Prancis, Senin (8/8/2022). Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne mengatakan negaranya mengalami kekeringan yang parah pada gelombang panas ketiga musim panas kali ini menyebabkan banyak kota kehilangan air, membawa bencana bagi para petani, ekosistem dan keanekaragaman hayati. ANTARA FOTO/REUTERS/Stephane Mahe/wsj.

Petani mengendarai traktornya di dekat tanah yang retak-retak akibat kekeringan di Marais Breton in Villeneuve-en-Retz, Prancis, Senin (8/8/2022). Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne mengatakan negaranya mengalami kekeringan yang parah pada gelombang panas ketiga musim panas kali ini menyebabkan banyak kota kehilangan air, membawa bencana bagi para petani, ekosistem dan keanekaragaman hayati. ANTARA FOTO/REUTERS/Stephane Mahe/wsj.

Tanaman bunga matahari mengering akibat gelombang panas di D'Huison-Longueville, Prancis, Senin (8/8/2022). Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne mengatakan negaranya mengalami kekeringan yang parah pada gelombang panas ketiga musim panas kali ini menyebabkan banyak kota kehilangan air, membawa bencana bagi para petani, ekosistem dan keanekaragaman hayati. ANTARA FOTO/REUTERS/Sarah Meyssonnier/wsj.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait