Bertindak selaku Imam sholat Ied yaitu Luqmanul Hakim Abu Bakar, Dai Ambassador dari Dompet Dhuafa, dan khatib, yaitu Dr. Syamsul Muawwan.
"Marilah kita kembali bersatu selepas pertentangan politik dan lepaskan ego masing-masing untuk merajut kembali kharisma bangsa Indonesia," ucap Dr. Syamsul dalam khutbahnya.
Selain itu, khatib juga mendorong jemaah untuk bersama memikirkan solusi masalah-masalah yang dihadapi Indonesia saat ini.
Selepas sholat Ied, Duta Besar RI untuk Brunei Darrusalam Sujatmiko menjelaskan pencapaian KBRI dalam perlindungan WNI di Brunei Darussalam kepada para jemaah, seperti penyelesaian kasus ketenagakerjaan, pemulangan jenazah serta perolehan kembali aset dan hak Pekerja Migran Indonesia.
Dubes RI juga menekankan warga Indonesia untuk mematuhi hukum Brunei, khususnya hukum syariah yang baru saja diberlakukan secara penuh bulan April lalu.
Di Brunei Darussalam, 1 Syawal 1440 H jatuh pada 6 Juni 2019 sesuai hasil rukyah yang diadakan oleh pegawai Hakim Syar’ie, Mahkamah Syariah, Jabatan Kehakiman Negara, Mufti Kerajaan, Kementerian Agama dan Kementerian Pembangunan di beberapa lokasi di negara kesultanan tersebut.
Hal itu berbeda dari kebanyakan negara muslim pada umumnya yang merayakan Idul Fitri pada 4 atau 5 Juni 2019.
Pelaksanaan sholat Ied adalah acara tahunan KBRI Bandar Seri Begawan. Sholat Ied dihadiri oleh lebih dari 1.200 warga Indonesia di Brunei dan tak luput dari pantauan media lokal Brunei.
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019