"Saya terpaksa memarkir mobil di halaman Pelabuhan Hunimua dan harus kembali ke rumah karena keterbatasan angkutan kapal feri," kata Usman, salah satu calon penumpang tujuan Kota Bula, Kabupaten SBT di Ambon, Jumat.
Usman memarkirkan mobilnya bersama belasan unit mobil lain yang akan berangkat ke Masohi dan Kota Bula menggunakan Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Dalosi.
"Kalau saya sendirian yang berangkat, tentunya akan tidur di pelabuhan tetapi karena ada isteri dan anak yang masih kecil, maka mobil dibiarkan parkir dan kembali ke Ambon, sebab KMP Dolosi akan berangkat pada Sabtu, (8/6) pukul 08:00 WIT ke Masohi," ujarnya.
Sementara petugas PT. ASDP Cabang Ambon yang bertugas di Pelabuhan Hunimua, Ahiyar Lesy menjelaskan, KMP Dalosi hanya melayani satu trip dari Pelauhan Hunimua menuju Masohi.
"Kalau kapal ini dipaksakan balik ke Pelabuhan Hunimua lalu kembali ke Masohi maka mereka akan melakukan perjalanan pada malam hari," ujarnya.
Makanya KMP Dalosi hanya berlayar satu kali pada pukul 14:00 WIT dan telah membawa belasan kendaraan roda dua dan roda empat yang sudah parkir di Pelabuhan Hunimua sejak Kamis, (6/6) kemairn.
"Untuk bisa naik ke atas KMP Dalosi, para pengemudi harus mendaftar hari ini lalu memarkirkan mobilnya di halaman pelabuhan selama semalam baru bisa berangkat besok pagi," jelas Lesy.
Kapal feri tersebut mampu mengangkut 16 unit mobil beroda empat, dua unit truk, serta satu bus besar ditambahan puluhan sepeda motor.
"Menumpuknya belasan mobil milik para calon penumpang disebabkan terputusnya jembatan Waikaka di perbatasan Kecamatan Amalatu dengan Kecamatan Elpaputih akibat hujan dan banjir," katanya.
Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019