"Ayat itu cukup merepresentasikan kondisi bangsa saat ini yang tengah sakit. Kita tercerai-berai karena ambisi orang-orang serakah. Kalau keserakahan dituruti maka kerugian yang akan didapatkan," kata Bukhari, usai memimpin sholat Idul Fitri 1440 Hijriah/2019 Masehi, di Jakarta, Rabu.
Bukhari melanjutkan, umat Islam bagaikan satu tubuh yang bila salah satu anggota badan sakit, maka bagian yang lain turut merasakan sakit pula. Dia berharap umat tetap tegak dalam satu tubuh dan kembali konsisten menegakkan amar ma'ruf nahi munkar atau menyeru kebaikan dan mencegah kebatilan.
"Rangkaian ayat yang saya bacakan tadi sebagai pengingat kepada jemaah tentang pentingnya menjunjung keadilan, kejujuran, dan tidak merekayasa berbagai hal untuk mencapai tujuan tertentu," katanya.
Lelaki kelahiran Bima, 18 Juli 1970, ini juga berharap jemaah mampu mencerap esensi surat Ali Imran khususnya ayat ke-110 yang menggambarkan umat Islam sebagai umat terbaik.
"Kita akan menghadapi kemunduran bahkan kehancuran bila nilai-nilai yang ada dalam surat Ali Imran tidak dapat diterapkan dalam sendi-sendi pokok kehidupan. Maka, saya mengajak seluruh umat muslim di Indonesia untuk kembali bersatu, menyeru pada kebaikan dan mencegah kebatilan," kata Bukhari memungkasi pernyataannya.
Pewarta: Adnan Nanda
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019