Lantai utama masjid terus dipadati jemaah yang ingin takbiran, salat, maupun bersantai-santai di pelataran. Pengurus masjid pun menyediakan tiga beduk untuk menyemarakkan kegiatan ini.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah Abdul Salam mengatakan awalnya acara takbiran akan dibuka oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin dengan memukul beduk. Akan tetapi hingga pukul 21.00 WIB Menag tak kunjung hadir.
Meski digelar secara sederhana, animo masyarakat untuk takbiran bersama tampak antusias, terutama bagi mereka yang tidak mudik ke kampung halamannya.
Sumarna (37) warga asal Sukabumi yang bekerja di Jakarta memilih untuk takbiran serta Salat Ied di Masjid Istiqlal pada lebaran tahun ini.
Ia bersama istri dan dua orang anaknya sengaja ingin menikmati Jakarta yang lenggang akibat ditinggal mudik.
"Setelah lebaran kedua paling mudiknya, mas. Ingin jalan-jalan dulu di Jakarta sama anak sama istri, jarang-jarang main bareng apalagi hari kerja Jakarta macet," kata dia.
Senada dengan Sumarna, Siti Rohmah (35) warga Sawah Besar ingin semakin mendekatkan diri dengan Sang Pencipta dengan menggelar takbir di Istiqlal.
Menurut dia, menggelar takbir di Istiqlal menjadi momen mengharukan sekaligus bahagia karena bisa bertemu dan berbincang dengan mereka yang belum mudik.
"Saya tadi ngobrol-ngobrol kenapa gak mudik, alasannya bermacam-macam dan itu sangat mengharukan bagi orang-orang yang ingin pulang kampung tapi belum mendapatkan kesempatan salat Id bersama keluarga besar," kata dia.
Ia juga berharap momen lebaran ini menjadi titik awal masyarakat yang sempat terpecah belah akibat beda pilihan politik untuk kembali merajut bangsa yang agamis dan penuh dengan kedamaian.
"Idul Fitri artinya kembali ke suci ke fitrah manusia untuk saling menghormati dan saling memaafkan," kata dia.
Sementara itu, untuk mengantisipasi adanya gangguan keamanan aparat kepolisian dibantu TNI berjaga di sekitar masjid.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019