Kalau dengan feri maka istri dan ketiga anak saya dapat beristirahat dengan tenang, dan jika kondisi laut bergelombang juga tidak terlalu dirasakan serta dapat membawa lebih banyak barang dagangan yang akan dijual di NamleaAmbon (ANTARA) - Sebagian warga desa di Kabupaten Pulau Buru, Provinsi Maluku mengaku lebih memilih mudik ke kampung halaman untuk merayakan Idul Fitri 440 Hijriah dengan mengunakan kapal motor penyeberangan (KMP) feri karena mempertimbangkan kondisi cuaca ekstrem yang tidak menentu sepekan terakhir.
"Saya bersama keluarga lebih memilih mudik dengan kapal feri karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat dalam sepekan terakhir ini," kata Usman Tinggapi (45), warga Namlea, saat hendak mudik dari pelabuhan penyeberangan Galala, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Senin (3/6) malam.
Dia mengaku, sebelum melakukan perjalanan mudik bersama keluarganya terlebih dahulu mengecek kondisi terkini cuaca di perairan Maluku melalui koran maupun media sosial, mengingat dalam sepekan terakhir angin berhembus kencang disertai hujan lebat dan gelombang tinggi.
Karena itu, Usman memilih mudik menggunakan kapal feri karena lebih memikirkan kondisi kenyamanan istri dan tiga orang anaknya yang masih kecil, saat mudik mengunakan transportasi laut menuju kampung mereka di pulau penghasil minyak kayu putih tersebut.
"Kalau dengan feri maka istri dan ketiga anak saya dapat beristirahat dengan tenang, dan jika kondisi laut bergelombang juga tidak terlalu dirasakan serta dapat membawa lebih banyak barang dagangan yang akan dijual di Namlea," katanya.
Penumpang lainnya, Mansyur (20), juga mengaku memilih mudik dengan kapal feri karena sekaligus dapat mengangkut pulang sepeda motornya.
Mansyur yang juga mahasiswa di Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon tersebut, mengaku mudik dengan kapal feri karena memanfaat program mudik gratis yang disediakan PT. Jasa Raharja Maluku.
"Kalau dengan kapal cepat, maka saya tidak bisa membawa sepeda motor ke Namlea serta harus membayar tiket kapal," ujarnya.
Dia mengaku, biaya mudik kiriman orang tuanya sebesar Rp250.000 telah digunakan untuk membeli baju Lebaran yang baru, sehingga harus antre dan berdesak-desakan bersama warga lainnya agar bisa memperoleh tiket mudik gratis yang disediakan pada Senin (3/6) malam.
Dia berharap saat akan kembali ke Ambon usai merayakan Idul Fitri 1440 Hijriah bersama keluarga di kampung halamannya, juga dapat memperoleh kemudahan melalui layanan tiket gratis yang disediakan pengelola sehingga lebih meringankan beban keluarganya.
Pelayanan arus mudik menggunakan kapal feri dari pelabuhan penyeberangan Galala yang dikhususkan untuk rute Ambon - Namlea serta Ambon menuju kota Tual dan Maluku Tenggara, juga melayani mudik gratis yang disediakan PT Jasa Raharja Maluku sebanyak 1.050 tiket.
Program mudik gratis Jasa Raharja di Maluku merupakan yang pertama kali dilakukan dengan jadwal 1-3 Juni 2019, di mana dalam sehari disediakan 350 tiket gratis.
Tahun 2019 Jasa Raharja menyelenggarakan program mudik gratis dengan 85 rute di seluruh Indonesia, dengan menggunakan transportasi darat berupa bus dan kereta api, jalur laut menggunakan kapal laut dan fery serta pesawat udara untuk jalur udara.
Jasa Raharja dipercayakan selaku ketua Satuan Tugas Mudik Bareng BUMN untuk memfasilitasi 250.474 pemudik di seluruh Indonesia.
Program mudik bareng BUMN tahun 2019 ini diikuti oleh 104 BUMN atau naik 67,74 persen dibanding tahun lalu yang hanya diikuti 64 BUMN.
Selain itu, Dinas Perhubungan Maluku juga menyelenggarakan mudik gratis menggunakan kapal feri dari Ambon tujuan Namlea pada 31 Mei 2019 dengan memberangkatkan 320 pemudik.
Baca juga: Ratusan pemudik gratis ke Pulau Buru diangkut dengan KMP Temi
Baca juga: SBT siapkan kafilah ikuti MTQ di Pulau Buru
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019