"Hanya satu bahan pokok yang alami kenaikan harga yaitu cabai besar merah yang kini mencapai Rp40 ribu per kilogram-nya, sedangkan harga bahan pokok lainnya nisbi aman," kata Menteri Enggartiasto disela-sela kunjungan ke pasar itu, Senin.
Namun, katanya, kenaikan harga cabai merah besar itu tidak cuma di Denpasar tetapi juga di semua daerah, selain itu, ada juga yang turun, bahkan bawang putih disini turun menjadi Rp30.000/kg, bawang merah Rp32.000/kg dan juga cabe rawit. "Kami prihatin dengan kondisi petani," katanya.
Ia mengatakan untuk telor ayam dan semua nya tidak ada persoalan, gula juga dijual rata - rata sekitar Rp12.500/kg dan untuk stok tetap aman, seperti beras, minyak goreng, telor dan bahan pokok lainnya. Cabe merah besar itu sifatnya musiman, jadi apabila ada kenaikan hingga Rp35.000/kg itu masih dalam batas toleran.
"Secara nasional, dari 34 provinsi di Indonesia, seperti itu, karena semuanya juga dapat laporan dari 214 staf kami yang berada di pasar setiap daerah sampai H-1 lebaran yang bertugas memantau stok dan harga kebutuhan pokok," katanya.
Salah satu Staf Ahli Perdagangan, Lasminingsih juga melakukan pengawasan terhadap harga pokok di setiap pasar di Bali. Harga kebutuhan pokok di Bali juga tidak mengalami kenaikan secara signifikan dibandingkan dengan daerah lain.
"Dari bawang putih juga sempat sampai Rp60 ribu tapi sekarang bisa sampai Rp30 ribu bahkan ada yang dibawah Rp30 ribu, nah ini yang bikin kita, khususnya saat datang ke Bali, yang bikin seneng, selain itu kan ada pengaruh cuaca juga, kayak tahun lalu, puasanya kan maju ya jadi kena hujan, jadinya kita juga susah mau kirim sana kirim sini," kata Lasminingsih.
Ia juga menambahkan ketika memasuki masa H-2, cabai secara umum akan melambung tinggi, seperti cabai merah besar dari Rp40 ribu menjadi Rp42 ribu. Biasanya kenaikan harga ini kisaran Rp5.000 hingga Rp7.000 dari harga sebelumnya, jadi untuk itu masih mendapatkan toleransi sepanjang tidak melebihi 10 persen. Jika dibandingkan pada waktu sebelumnya kenaikan bisa mencapai 50 persen, namun saat ini sudah lebih aman dan tentu berbeda.
Menurutnya, khusus bahan pokok daging ayam diperkirakan meningkat jumlah pembeliannya saat menjelang Hari Raya Natal. Hal ini dikarenakan untuk Bali sendiri kerap dijadikan momentum pernikahan, jika dibandingkan saat lebaran tentu lebih sedikit.
"Selain itu karena faktor liburan juga, makanya tidak terlalu ramai, nanti seminggu setelah lebaran, harga dan penjualan udah balik lagi, untuk itu para pedagang lebih baik diprediksi lebih dulu seperti apa situasi saat lebaran, dan Hari Raya Besar lainnya, agar jumlah konsumsi nya dapat diukur," katanya.
Baca juga: Menteri Perdagangan kunjungi Pasar Tradisional Sindhu Sanur-Denpasar
Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019