"Sudah empat hari ini lintasan penyeberangan ke Rote dan Sabu ditutup. Permintaan memang tinggi tetapi kami tidak bisa memaksakan kehendak untuk berlayar," kata Burhan Zahim kepada Antara di Kupang, Senin.
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan pelayaran antarpulau di provinsi berbasis kepulauan NTT, terutama Kupang-Rote dan Sabu Raijua untuk melayani para pemudik yang ingin kembali ke kampung halaman guna merayakan hari raya bersama keluarga.
Berdasarkan koordinasi dengan BMKG, kata dia, cuaca baru diperkirakan membaik dan penyeberangan kapal akan kembali normal pada 5 Juni 2019.
"Tetapi kami terus memantau karena tidak selamanya cuaca buruk, mudah-mudahan ya. Kalau ada peluang untuk kita bisa berangkat, akan kami siasati dengan berangkat lebih awal," katanya.
Dirinya berharap, cuaca segera membaik sehingga pelayanan penyeberangan bagi masyarakat dapat berjalan seperti biasanya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun El Tari Kupang, melaporkan gelombang tinggi yang terjadi di sejumlah wilayah perairan laut Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini, dipicu oleh perbedaan tekanan udara antara Australia-NTT.
"Angin kencang dan gelombang tinggi saat ini sebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan antara Australia berkisar 1035 mb dan wilayah NTT berkisar 1012 mb," kata Duty Forecaster BMKG Stasiun El Tari, Nanik Tresnawati.
Menurut dia, semakin besar perbedaan tekanan udara tersebut, maka gradien tekanan akan semakin rapat sehingga menimbulkan dampak angin kencang, dan semakin kencang anginnya akan mempengaruhi kenaikan dari tinggi gelombang laut. ***1***
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019