"Biasanya harga tiket kapal KM Willis milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) dari Batulicin-Makassar hanya Rp175.000 per orang namun saat ini naik Rp50.000 menjadi Rp225.000 per orang yang dijual oleh agen," kata salah satu penumpang kapal KM Willis dari Pelabuhan Samudra Batulicin, sebut saja bunga , di Tanah Bumbu, Jumat.
Dia mengaku tidak ada pilihan lain, karena tiket yang biasa dijual di loket PT Pelni sudah habis terjual, sehinggaa terpaksa membeli tiket melalui agen.
Kenaikan harga tiket tersebut diperkirakan diduga banyak pemudik Lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah ke kampung halaman sehingga tiket yang disediakan oleh pihak perusahaan ludes terjual.
Sebelum membeli tiket kapal KM Willis, pihak yang bersangkutan sebelumnya pernah mengecek harga tiket kapal lain milik PT Dharma Lautan Utama (DLU) dengan rute yang sama, namun harganya lebih tinggi dibandingkan dengan harga kapal tersebut jadi terpaksa pembeliannya diurungkan kembali.
Ia mengaku harga Tiket Kapal Awu-awu milik PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Batulicin sebenarnya lebih murah sekitar Rp128.000 hingga Rp160.000 per orang, namun tiket untuk keberangkatan ke Makasar oleh kapal terswbut sudah habis terjual.
"Ya dari pada tidak pulang kampung, katena tidak dapat tiket terpaksa tiket KM Willis tetap kami beli karena tidak ada pilihan lain. Bahkan Harga tiket pesawat terbang tujuan Batulicin-Makasar jauh lebih mahal sekitar Rp1.300.000 bahkan bisa lebih mahal lagi saat mendekati hari raya," katanya.
Berbeda dengan Herman, penumpang KM Willis dengan jadwal dan rute keberangkatan yang sama, harga tiket yang dibelinya hanya mencapai Rp175.000 per orang.
"Kami jauh hari sebelum keberangkatan kapal sudah melakukan pemesanan tiket di loket resmi milik PT Pelni. karena kalau membeli tiket mendekati jadwal keberangkatan kapal dikhawatirkan ada kelonjakan harga tiket maupun kehabisan, sehingga bisa menyusahkan diri sendiri dan mudik lebaran kami bisa batal," tuturnya.
Pewarta: Imam Hanafi/Sujud Mariono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019