"Tahura ini di atas ketinggian, sehingga dari tempat ini kita dapat menikmati pemandangan perkampungan di bawahnya dan juga kabupaten tetangga sambil menunggu buka puasa," kata salah seorang pengujung Tahura Abd Latief, Nur Fadilah, menanggapi kesannya ngabuburit di lokasi tersebut, Jumat.
Dia mengatakan, untuk mencapai lokasi ini dibutuhkan waktu tempuh sekitar satu jam lebih dari ibu kota Kabupaten Sinjai, karena jalannya lumayan berliku-liku dan menanjak.
Namun untuk akses jalan, lanjut dia, sudah sangat bagus karena jalan sudah diaspal dan jalannya masih mulus.
Sepanjang jalan, pengujung akan disuguhi pemandangan yang indah oleh bentangan sawah terassiring yang menghijau, serta kebu buah dengan buah yang lebat seperti rambutan, langsat, bahkan buah kopi yang siap panen.
"Di sini juga ada kantin dan cafe, sehingga sangat tepat menjadi lokasi ngabuburit," kata Fadilah yang datang bersama teman-teman kuliahnya ke Tahura.
Sementara itu, Pengelola Tahura Abdul Latief, Supriadi mengatakan, pada bulan suci Ramadhan rata-rata warga Sinjai utamanya kalangan mahasiswa datang untuk ngabuburit atau melakukan diskusi tematik.
"Pengujung selain dapat menikmati pemandangan juga dapat berdiskusi di tempat ini, karena tersedia gazebo-gazebo termasuk aula untuk menampung peserta diskusi dalam jumlah yang banyak," katanya.
Bahkan Tahura yang masih di bawah pengelolaan Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Sinjai ini, juga memiliki kawasan perkemahan dan biasanya dimanfaatkan oleh pencinta alam dan aktivis lingkungan.
Pada malam pergantian tahun 2018/2019, lanjut dia, kawasan perkemahan Tahura Abdul Latief untuk pertama kalinya menjadi tempat menunggu momen tahun baru yang diprakarsai Bupati dan Wakil Bupati terpilih Andi Seto Gadhista Asapa-Andi Kartini Ottong.
"Jajaran Pemkab Sinjai ramai-ramai ke sini menunggu malam pergantian tahun sambil bakar-bakar jagung," kata Supriadi.
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2019