Makanya saya lebih cepat mudik untuk menghindari kepadatan pemudikMakassar (ANTARA) - Terminal Regional Daya Makassar, Sulawesi Selatan mulai dipadati para pemudik dari berbagai daerah di Sulawesi menjelang Idul Fitri 1440 Hijriah.
Dengan kepadatan pemudik di tempat tersebut di Makassar, Jumat, membuat petugas terminal tidak henti-hentinya mengingatkan mereka untuk memperhatikan keamanan barang bawaannya, sebab tidak sedikit dari mereka yang membawa belanjaan dengan jumlah berlebihan.
"Banyak yang beli baju Lebaran, bahkan ada yang memang datang ke Makassar khusus untuk membeli pakaian dan dijual kembali," kata karyawan bus Pipos, Didit.
Seorang penumpang bus dengan tujuan Luwu Utara, Ira Bahari, mengaku biasanya para penumpang di terminal setempat akan lebih banyak saat H-3 Lebaran, sebab pada masa itu karyawan dari berbagai perusahaan telah mendapatkan jatah libur Lebaran.
"Saya pernah pulang minus tiga hari. Jadi saya tahu kondisi kapan terminal lagi padat-padatnya. Makanya saya lebih cepat mudik untuk menghindari kepadatan pemudik," kata perempuan asal Bone-Bone, Luwu Utara itu.
Pada kesempatan yang sama, penumpang asal Morowali, Sulawesi Tengah, Nurul Muhaiminu, mengatakan mudik kali ini lebih dipersiapkan lantaran harga tiket pesawat yang terlalu melambung tinggi, sehingga warga memilih menggunakan transportasi darat atau bus.
Oleh karena khawatir akan melonjaknya harga tiket bus, Nurul telah memesan tiket tujuan Morowali jauh hari sebelumnya.
"Pilih naik bus karena kalau naik pesawat itu bisa bayar sampai Rp1 juta. Naik bus hanya Rp220 ribu. Itu saja harganya sudah tinggi," kata dia.
Baginya, antusiasme umat Islam menyiapkan Idul Fitri memang tidak dapat dibendung. Mayoritas umat Muslim bahkan rela merogoh kantongnya hanya untuk bisa berlebaran bersama keluarga tercinta di kampung halaman.
"Ini adalah momen sekali setahun. Sebagai anak rantau, saya tidak ingin melewatkannya," kata dia.
Berdasarkan pantauan, sejumlah petugas keamanan mulai berjaga-jaga di sekitar Terminal Regional Daya. Mereka antara lain personel kepolisian dan Dinas Perhubungan.
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019