makanan berbuka yang kita makan, nasi bungkus yang didalamnya berisikan masakan telur sambal merah.Kuala Kapuas (ANTARA) - Korban keracunan makanan massal yang terjadi di Desa Narahan Kecamatan Pulau Petak Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, yang ditangani Rumah Sakit Umum Daerah dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas terus bertambah jadi 254 orang.
"Saat ini pasien Kejadian Luar Biasa (KLB) yang masuk ke rumah sakit tertangani ada sebanyak 254 orang, terdiri dari anak-anak sebanyak 93 orang dan orang dewasa sebanyak 161 orang. Berdasarkan rekam medis kita sekitar Sabtu (25/5) pukul 12.24 WIB, total pasien yang masuk terdiri dari laki-laki 128 dan perempuan sebanyak 126 orang," kata Dirut RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas dr Agus Waluyo, di Kuala Kapuas, Sabtu.
Untuk menangani ratusan penderita keracunan makanan ini pihak RSUD setempat menerjunkan 12 dokter untuk menangani korban keracunan massal di Desa Narahan yang terjadi pada Kamis (23/5) malam.
Untuk pasien yang sudah mulai membaik, diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing, ujarnya.
"Hingga sampai saat ini tim dokter yang menangani pasien keracunan massal masih terus berupaya menangani dan memantau kesehatan para pasien," ucap Agus.
Dari sejak Jumat hingga malam dan Sabtu pagi tadi, semuanya sudah dievakuasi ke rumah sakit dan bisa ditangani dengan baik, dan diharapkan Minggu besok semua bisa dipulangkan, demikian dr Agus Waluyo.
Sementara itu, salah satu warga Desa Narahan yang juga menjadi korban keracunan massal Aspul, mengaku, kondisi tubuhnya telah berangsur-angsur baik dan telah mampu berdiri dari sebelumnya kondisinya lemas.
Aspul di tenda penampungan korban keracunan massal RSUD Kapuas menceritakan, kejadian ini bermula dirinya bersama warga menghadiri acara buka puasa bersama di Masjid setempat, yang dihadiri Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat, beserta jajaranya.
"Untuk makanan berbuka yang kita makan saat itu, hanya kurma, air mineral dan nasi bungkus yang didalamnya berisikan masakan telur sambal merah," katanya.
Setelah itu, tambahnya, pada subuh hari saat bangun ingin sahur puasa Ramadhan, timbul rasa sakit di perut, pusing di kepala dan muntah-muntah dengan disertai buang air besar (BAB).
"Itu terus menerus, hingga kondisi tubuh saya lemas tak berdaya lagi. Saya kira hanya saya sendiri, ternyata semua warga di Handel Aya juga sama," katanya.
Baca juga: Puluhan warga di Kapuas keracunan makanan usai berbuka bersama
Baca juga: 38 siswa sekolah olahraga Sumsel keracunan rujak mi
Pewarta: Kasriadi/All Ikhwan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019