"Ini (mendatangkan komoditi cabai) untuk menstabilkan harga yang sempat menyentuh harga Rp120 ribu rupiah per kilogramnya," ucap Gubernur Olly di Manado, Selasa.
Gubernur menegaskan, intervensi yang dilakukan tidak merugikan petani dan pedagang, karena ketika harga sudah stabil maka pasokan dihentikan.
"Intervensi hanya untuk stabilitas harga. Artinya jangan sampai lebih dari 50 ribu rupiah per kilogram. Makanya pasokan dilakukan hanya sebesar 20 ton per hari," ujarnya.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu optimistis inflasi menjelang hari raya Idul Fitri dapat dikendalikan oleh Tim Pengendali Daerah (TPID).
Pada bulan April, Sulut terjadi deflasi sebesar 1,27 persen, ini merupakan tabungan yang baik menghadapi Idul Fitri 2019.
"Angka ini juga memotivasi kita meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 hingga 6,7 persen dan inflasi 2,7 plus minus 1 persen pada tahun ini,"
Menurut Olly, sejak dibentuknya TPID Sulut, tingkat inflasi dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan sangat baik.
"Karena dapat menjaga inflasi, kita mendapatkan satu penghargaan inflasi terbaik se Sulawesi. Inilah yang harus dijaga. Karena, untuk apa pertumbuhan ekonomi tinggi, jika inflasi juga tinggi. Maka hal itu tidak ada nilainya,” tandas Olly.
Kendati demikian, Olly juga mengingatkan TPID mewaspadai gejolak harga komoditas bawang, cabai dan tomat yang biasa terjadi menjelang Idul Fitri dan perayaan keagamaan lainnya.
"Komoditi tersebut perlu diperhatikan agar tidak menyebabkan inflasi. Saya yakin TPID mampu menjaga inflasi," katanya.***3***
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019