"Saya amat berterima kasih kepada saudara saudari yang beragama islam, menerima undangan kami buka puasa di tempat ini. Mari kita menghormati satu sama lain," ujar Uskup Keuskupan Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur O.F.M saat memberikan sambutan.
Menurut dia, undangan berbuka puasa bagi umat islam ini sebagai upaya saling mendukung kebebasan beribadah antar agama. Karena keberagaman beragama dianggapnya sebagai hal yang membuat negara Indonesia tetap eksis.
"Kita sebagai umat beragama memang saling mendukung satu sama lain. Artinya kalau kita hidup beragama dan beriman, kalau tidak diungkapkan secara eksplisit maka keberimanan kita menjadi tidak nyata," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menganggap kebersamaan antar umat beragama ini sebagai lambang persatuan di Kota Bogor. Persatuan ini menurutnya tengah diupayakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor ketika tensi politik sedang tinggi.
"Ada pesan dari Kang Bima (Wali Kota Bogor), bahwa beberapa hari terakhir Muspida berusaha keras untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Terutama pada 22 Mei dalam rangka menetapkan hasil Pilpres," kata Dedie.
Menurut mantan Direktur di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini untuk membuat Kota Bogor tetap aman dan kondusif bukan hal yang mudah, mengingat letaknya yang berdekatan dengan DKI Jakarta.
"Tidak mudah, tetapi berbagai upaya dilakukan seperti beberapa rektor menyampaikan pesan damai untuk menjaga perdamaian, kemudian beberapa hari yang lalu Kang Bima mengundang tokoh muda nasional untuk komitmen menjaga kondusivitas, bukan hanya Kota Bogor tapi Indonesia," tuturnya.
Baca juga: Kapolda: Keberagaman di Babel jadi Contoh
Baca juga: Tur Rumah Ibadah kenalkan keberagaman agama Indonesia
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019