"Khusus elpiji subsidi mulai dengan melakukan penambahan stok dan pasokan, kemudian melakukan sidak di rumah makan dan restoran atau Horeka (Sektor Usaha Hotel dan Restoran dan Kafe), karena mereka termasuk tidak berhak menggunakan elpiji tiga kilogram tersebut," kata Muhammad Ivan Syuhada di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan, sidak tersebut dilakukan bersama Satpol-PP guna memastikan bahwa elpiji tiga kilogram tepat guna, atau memang digunakan oleh masyarakat yang tidak mampu.
Dari hasil sidak tersebut masih ada rumah makan dan restoran yang menggunakan elpiji tabung tiga kilogram, sehingga pihaknya terus mengajak mereka untuk menukar atau beralih menggunakan elpiji nonsubsidi, seperti Bright Gas 5,5 kilogram, kemudian 12 kilogram dan lainnya.
"Selain itu, kami juga terus mengedukasi kepada masyarakat yang tergolong mampu agar beralih menggunakan elpiji nonsubsidi, karena elpiji tiga kilogram tersebut diperuntukkan bagi masyarakat miskin (tidak mampu)," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ivan berharap kepada semua pihak, kalau menemukan kejanggalan seperti penyalahgunaan elpiji subsidi, dan lainnya agar menghubungi pihaknya agar segera dilaporkan, sehingga kalau ada kelangkaan atau kekosongan bisa dengan cepat diatasi.
"Karena prinsip kami dalam hal ini, yakni sebelum ada masalah maka kami sudah bergerak atau bertindak dalam mencegah masalah tersebut," katanya.
Data Pertamina mencatat, pihaknya telah dan akan mendistribusikan sebanyak 136 ribuan tabung dalam empat minggu sepanjang bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran 2019 di 14 kabupaten/kota di Kalbar.
Dalam kesempatan itu, Branch Manager Pertamina Kalbarteng menambahkan, untuk stok berbagai jenis BBM juga aman delapan hari hingga belasan hari ke depannya, dan angka tersebut terus bertambah seiring dengan kedatangan BBM ke TBBM Pontianak, Sintang dan termasuk di Jobber Sanggau.
Sebelumnya, Sales Executive Retail VI, Pertamina Wilayah Kalbar, Benny Hutagaol mengatakan, pihaknya telah menyiapkan cadangan atau stok BBM di setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sebagai antisipasi peningkatan permintaan sepanjang bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri di Kalbar.
"Biasanya tren penambahan sebesar empat persen hingga 12 persen untuk gasoline atau BBM, tetapi seminggu menjelang Lebaran dan seminggu setelah lebaran pemakaiannya turun sekitar delapan hingga 14 persen," ujar Benny.
Benny menambahkan, hingga saat ini tren pemakaian BBM di wilayah Kalbar masih normal seperti hari-hari biasa yakni untuk BBM jenis premium 739 KL /hari; biosolar 792 KL/hari; pertamax 23 KL/hari; pertalite 1.033 KL/hari; kemudian dexlite dan pertamina dex 22 KL/hari.
Ia mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir, karena pihaknya jauh hari sudah melakukan berbagai persiapan dalam mengantisipasi peningkatan permintaan BBM tersebut.
Baca juga: PHRI Kalbar berkomitmen gunakan elpiji nonsubsidi
Baca juga: Wagub Kalbar imbau masyarakat hemat gunakan elpiji
Pewarta: Andilala
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019