Di samping kapal nelayan bercat biru yang proses pembuatannya hampir selesai, beralas terpal biru belasan anak belajar di tengah suara debur ombak yang terbanting di pesisir Cilincing pada Minggu (12/5).
Mereka belajar mengenai teknik wawancara, penyusunan berita dan teknik dasar fotografi jurnalistik mulai pukul 16.00 WIB sampai 17.30 WIB, ketika sukarelawan membagikan bubur kacang hijau dan air mineral untuk berbuka puasa. Mereka mengakhiri kegiatan belajar dengan makan bersama.
"Ini untuk mendidik anak-anak dan mengasah mental mereka dengan disiplin ilmu," kata pendiri komunitas Kelas Jurnalis Cilik Syamsudin Ilyas usai kegiatan mengajar di galangan kapal nelayan Manunggal VII, Cilincing.
Kelas Jurnalis Cilik berlangsung empat bulan dengan 16 kali pertemuan setiap bulan. Menurut Ilyas, komunitas itu dibentuk sejak 2018 dan generasi pertamanya sudah menyelenggarakan pameran di Museum Sejarah Jakarta pada 8-16 Juni tahun lalu.
"Kita sudah punya silabus selama empat bulan. Di akhir pertemuan, anak-anak mengumpulkan karya-karyanya kemudian dipamerkan," kata Ilyas, yang pernah belajar di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) dan mengikuti pameran bertajuk Unfinished.
"Konsep awal saya adalah pendidikan sejak dini pada anak-anak pesisir, agar mental dan karakternya lebih terarah," ia menambahkan.
Ilyas, yang tinggal di Cilincing, ingin melanjutkan kegiatan sukarelanya memberikan pengalaman positif bagi anak-anak pesisir Cilincing dengan dukungan dari teman-temannya dari kalangan jurnalis serta profesi lainnya.
Baca juga:
Ngabuburit sembari belajar tentang sampah plastik
Menanti buka puasa sambil belajar agama di Masjid Sunda Kelapa
Pewarta: Virna P Setyorini/Risyal Hidayat
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019