"Kami sebelum memasuki Ramadhan hingga saat ini kami terus berkoordinasi dan menjalankan strategi dengan melakukan penetrasi harga pasar agar dapat menekan inflasi," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan (Kpw BI Sulsel) Bambang Kusmiarso di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, masih tingginya harga bawang putih dan ayam potong hingga saat ini karena pengaruh psikologis pasar menjelang Ramadhan 1440 Hijriah.
Menurut dia, pihak TPID dan Satgas bersama BI Sulsel telah mengawal perusahaan ayam potong untuk membantu memasarkan langsung produksinya sehingga masyarakat mendapatkan harga normal.
Hanya saja, harga kedua kebutuhan masyarakat akan bawang putih dan ayam potong yang cenderung meningkat pada awal Ramadhan belum mengalami penurunan harga yang signifikan.
Hal itu diakui salah seorang pedagang bawang putih Darmawan di Pasar Terong, Makassar. Menurut dia, harga bawang putih terus bergerak naik sejak sepekan sebelum Ramadhan.
"Sebelumnya harga bawang putih dijual Rp40 ribu, lalu naik menjadi Rp50 ribu dan kini sudah Rp60 ribu per kilogram," katanya.
Kondisi serupa juga diakui pedagang ayam potong Fatma di Pasar Terong, Makassar.
Dia mengatakan, ayam potong seberat 1,3 kilogram yang semula dijual Rp45 ribu per ekor dan jelang Ramadhan hingga saat ini dijual Rp60 ribu per ekor.
"Ini karena kami mendapatkan harga tinggi dari produsen, salah satu perusahaan ayam potong dan pakan ternak di Makassar, " katanya.
Kenaikan harga ayam potong ini, lanjut dia, kurang dipahami karena persediaan ayam potong cukup banyak dan pakan ternak pun harganya cukup stabil, sehingga tidak ada alasan untuk menaikkan harga.
Baca juga: Hadapi Lebaran, Kaltim datangkan telur dari Jatim dan Sulsel
Baca juga: Tradisi makan coto Makassar jelang Ramadhan di Sulsel
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019