Terdapat sekitar 35 ribu meter persegi timbunan sampah liar di Kabupaten BekasiKabupaten Bekasi (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mencatat volume sampah yang dihasilkan warga di daerah itu mengalami peningkatan usai periode libur Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah atau 2025 Masehi.
"Kenaikan terjadi secara bertahap sejak akhir Ramadhan, mulai Kamis (27/3) di mana volume sampah mencapai 849, 33 ton," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Syafri Donny Sirait di Cikarang, Minggu.
Kondisi serupa terjadi sehari setelahnya atau Jumat (28/3) yakni sebesar 780,38 ton serta Sabtu (29/3) seberat 662,62 ton padahal volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng dalam kondisi normal mencapai 600 ton per hari.
Peningkatan volume sampah yang dibuang ke TPA milik Pemerintah Kabupaten Bekasi itu kembali terjadi setelah Lebaran yakni mulai Jumat (4/4) dengan berat mencapai 770,98 ton dan Sabtu (5/4) yakni 738,590 ton.
Sejak TPA Burangkeng kembali beroperasi secara penuh mulai Senin (7/4), volume sampah meningkat drastis menjadi 975,59 ton dan pada Selasa (8/4) seberat 920,15 ton.
Baca juga: Menteri Lingkungan Hidup hentikan sistem open dumping sampah
Baca juga: Menteri LH kawal pengelolaan sampah hotel restoran di Bali
Donny menjelaskan secara umum satu jiwa menghasilkan sampah rata-rata 0,7 kilogram per hari. Jika satu kepala keluarga (KK) terdiri atas empat jiwa, maka setiap KK menghasilkan sampah seberat 2,8 kilogram per hari.
"Kalau ditanya apakah ada peningkatan saat Lebaran, kita bisa lihat dari logika ini. Banyak orang datang dan pergi dari Bekasi. Tinggal dikalikan saja jumlah jiwa dengan rata-rata 0,7 kilogram per hari. Dari situ kita bisa tahu apakah ada lonjakan timbulan sampah atau tidak," katanya.
Dia mengakui pelayanan sampah sempat berhenti selama Hari Raya Idul Fitri, termasuk operasional TPA Burangkeng dan pengangkutan dari titik-titik penjemputan sampah. Hal itu menyebabkan penumpukan sampah rumah tangga.
Namun ia memastikan setelah layanan kembali berjalan normal, timbunan-timbunan sampah tersebut langsung ditangani dan tidak lagi menumpuk di perumahan maupun di jalan-jalan Kabupaten Bekasi.
"Pada saat tanggal merah itu memang libur, tapi kalau setelah itu masuk. Jangankan petugas kebersihan, Kadis LH saja masuk, Hari Minggu kemarin masih tanggal merah. Giat kita di Sukatani, Pasar Bancong," ucapnya.
Baca juga: Menteri LH luncurkan Gerakan Bali Bersih Sampah sebagai percontohan
Baca juga: Pemprov Lampung targetkan bank sampah induk dan unit terbentuk
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi menggencarkan penanganan sampah liar di 23 kecamatan terutama di bantaran sungai lewat optimalisasi tugas enam unit pelaksana teknis persampahan yang dikerahkan secara intensif untuk membersihkan dan mengangkut sampah ke TPA Burangkeng meskipun masih dengan sistem kelola open dumping.
"Terdapat sekitar 35 ribu meter persegi timbunan sampah liar di Kabupaten Bekasi. Mayoritas sampah itu berasal dari aktivitas pedagang kaki lima yang volumenya bahkan melebihi sampah rumah tangga," katanya.
Ia menduga marak sampah liar disebabkan banyak pelaku usaha belum memiliki surat izin pembuangan sampah ke TPA Burangkeng sehingga bantaran sungai dan jalan umum dijadikan lokasi pembuangan ilegal. Minim sanksi tegas dan rendah kesadaran masyarakat turut memperburuk keadaan.
Donny mengajak masyarakat untuk turut aktif mengawasi dan melaporkan praktik pembuangan sampah ilegal. "Langkah ini diharapkan merubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah sekaligus bisa meminimalisir praktik pembuangan sampah ilegal sehingga wilayah kita lebih tertata," kata dia.
Baca juga: Pemkot Banjarmasin gencar sosialisasi pengolahan sampah organik
Baca juga: Zulhas sebut bisnis pengolahan sampah jadi energi diminati investor
Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025