Jakarta (ANTARA) - Lebaran Idul Fitri merupakan momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia, termasuk bagi mereka yang tinggal di Jepang. Meskipun merupakan negara dengan populasi Muslim yang relatif kecil, semangat perayaan Idul Fitri tetap terasa hangat dengan beragam tradisi dan suasana unik di tengah komunitas Muslim yang semakin berkembang di negeri Sakura ini.

Di Jepang, salah satu kegiatan utama dalam perayaan Idul Fitri adalah pelaksanaan shalat Id yang diadakan di berbagai masjid dan ruang shalat (mushalla). Mengingat jumlah umat Muslim yang semakin bertambah, beberapa masjid bahkan harus mengadakan salat dalam beberapa sesi untuk mengakomodasi seluruh jamaah.

Misalnya, di Prefektur Chiba, komunitas Muslim Indonesia yang tergabung dalam "Rumah Umat Muslim Indonesia Chiba" (Ruumuichi) menggelar shalat Id dengan jumlah jamaah mencapai sekitar 200-an orang, termasuk anak-anak. Pendaftaran sebelumnya dilakukan melalui media sosial komunitas untuk memastikan kapasitas yang tersedia dapat menampung seluruh peserta dengan nyaman.

Baca juga: Diaspora muslim Indonesia rayakan lebaran di Kochi Jepang 

Tak hanya itu, di Hokkaido, komunitas Muslim beradaptasi dengan kondisi cuaca yang lebih dingin dengan melaksanakan shalat Id di taman terbuka. Meskipun suhu udara lebih rendah dibandingkan wilayah Kanto dan Kansai, suasana kebersamaan tetap terasa hangat di tengah dinginnya udara.

Perayaan Idul Fitri di Jepang juga mendapat dukungan dari berbagai kedutaan besar negara-negara Muslim. Beberapa kedutaan menyelenggarakan shalat Id di aula atau masjid yang dikelola oleh mereka. Acara ini menjadi ajang silaturahmi bagi warga negara asal dan umat Muslim lainnya yang tinggal di Jepang. Dengan adanya kedutaan sebagai fasilitator, masyarakat Muslim di Jepang dapat merasakan suasana Lebaran yang lebih meriah meskipun jauh dari kampung halaman.

Kebersamaan dalam berbagi hidangan khas

Salah satu tradisi Lebaran yang tak pernah absen adalah berbagi hidangan khas. Setelah shalat Id, para jamaah biasanya disuguhi makanan lezat yang disiapkan oleh komunitas atau kedutaan. Hidangan yang disajikan mencerminkan keberagaman latar belakang jamaah yang hadir, mulai dari makanan khas Timur Tengah hingga masakan khas Indonesia seperti ketupat dan rendang.

Di rumah-rumah para diaspora Muslim, momen Idul Fitri juga diisi dengan acara kumpul bersama, di mana mereka memasak dan menikmati hidangan khas dari negaranya masing-masing. Hal ini menjadi cara untuk mengobati rasa rindu terhadap kampung halaman dan mempererat hubungan antar anggota komunitas Muslim di Jepang.

Baca juga: Lebaran di Jepang bertepatan dengan sakura bermekaran

Mengadaptasi tradisi dalam kehidupan di Jepang

Merayakan Lebaran di Jepang tentu berbeda dengan perayaan di negara-negara dengan mayoritas Muslim. Namun, komunitas Muslim di Jepang mampu beradaptasi dengan kondisi setempat dan tetap menjaga semangat Idul Fitri.

Meskipun tidak ada libur nasional khusus untuk Idul Fitri, banyak mahasiswa dan pekerja Muslim yang tetap mencari cara untuk merayakannya, baik dengan mengikuti shalat Id di pagi hari, mengadakan pertemuan kecil bersama teman-teman Muslim, maupun berbagi hidangan khas sebagai bentuk kebersamaan.

Bagi mereka yang jauh dari keluarga, teknologi juga berperan penting dalam mengurangi rasa rindu kampung halaman. Video call dengan keluarga di tanah air menjadi rutinitas wajib, sementara media sosial digunakan untuk berbagi momen kebahagiaan dengan teman-teman sesama Muslim.

Meskipun jauh dari tradisi Lebaran yang biasa dirayakan di tanah air, umat Muslim di Jepang tetap merayakan Idul Fitri dengan penuh semangat. Dengan shalat Id yang diadakan di berbagai tempat, peran kedutaan dalam mempererat komunitas, serta kebersamaan dalam berbagi hidangan khas, suasana Lebaran tetap terasa hangat di negeri Sakura.

Bagi para umat Muslim di Jepang, Idul Fitri menjadi momen refleksi dan adaptasi dalam menjalani kehidupan di negeri orang. Mereka belajar untuk merayakan dengan cara yang berbeda, namun tetap mempertahankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan yang menjadi inti dari Idul Fitri.

Dari ruang-ruang shalat kecil hingga perayaan besar di masjid dan kedutaan, Lebaran di Jepang membuktikan bahwa kebahagiaan Idul Fitri tidak selalu bergantung pada lokasi, tetapi pada semangat untuk berbagi, bersyukur, dan menjalin hubungan dengan sesama.

Baca juga: KMII Jepang terbitkan surat permohonan cuti Lebaran bagi WNI

Baca juga: Salat Idul Fitri di Masjid Indonesia Tokyo dihadiri 5.000 jamaah

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025