pasokan bawang merah secara nasional aman, meskipun sempat terjadi dinamika harga menjelang dan sesudah LebaranJakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan bahwa pasokan bawang merah nasional aman dan harga mulai berangsur normal, setelah sebelumnya sempat mengalami fluktuasi menjelang serta sesudah Lebaran 2025/Idul Fitri 1446 Hijriah.
"Kami memastikan bahwa pasokan bawang merah secara nasional dalam kondisi aman, meskipun sempat terjadi dinamika harga menjelang dan sesudah Lebaran," kata Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan Andi Muhammad Idil Fitri dalam keterangan dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.
Dia menyampaikan bahwa tren kenaikan harga bawang merah yang terjadi belakangan ini lebih disebabkan oleh belum pulihnya aktivitas jual beli di pasar induk dan eceran, serta terbatasnya tenaga kerja akibat libur Lebaran.
"Seiring berakhirnya masa libur, distribusi dari sentra produksi menuju pasar-pasar utama mulai kembali meningkat. Pasokan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ), yang menjadi barometer harga nasional, terus menunjukkan tren positif," ujarnya.
Idil menegaskan bahwa ketersediaan pasokan bawang merah sangat mencukupi. Berdasarkan Early Warning System Bawang Merah Nasional, produksi siap konsumsi bulan April mencapai lebih dari 100.000 ton.
"Pasokan April pasca-Lebaran secara umum aman. Banyak panenan dari Indramayu, Pantura, Solok, dan Bandung Raya yang siap mengamankan pasokan nasional”, ucap Idil.
Kementerian Pertanian terus melakukan koordinasi intensif dengan pemerintah daerah dan para Champion bawang merah di berbagai sentra produksi. Langkah itu dilakukan untuk memastikan distribusi berjalan lancar, menjaga stabilitas harga, serta menjamin ketersediaan bawang merah bagi masyarakat.
Sementara itu, menurut salah satu petugas Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) Suminto, menyebutkan bahwa sejak Jumat (4/4) pagi, sebanyak 18 mobil atau setara 64 ton bawang merah masuk ke PIKJ.
"Perkiraan pekan depan sudah kembali normal. Dibilang normal kalau masuknya bawang merah ke Induk sekitar 25 mobil atau setara 90 - 100 ton sehari," kata Suminto.
Harga bawang merah di PIKJ untuk kualitas super di angka Rp40.000 hingga Rp45.000 per kilogram, sedangkan untuk kualitas medium di angka Rp35.000-Rp38.000 per kilogram.
Bawang yang masuk Jakarta saat ini selain dari Brebes, Indramayu, Kendal, juga dipasok dari Solok, Sumatera Barat.
Ujang, petani sekaligus champion bawang merah asal Cimenyan Kabupaten Bandung, mengonfirmasi bahwa pengiriman bawang merah baru sekitar 30 persen karena lapak di pasar masih banyak yang belum buka. Bahkan beberapa pasar, yang membuka lapak baru mencapai 25 persen dari hari normal.
"Harganya masih di kisaran Rp30.000 hingga Rp Rp40.000 untuk jenis Batuijo. April - Mei ini panen nyambung lagi di Bandung Raya dan sekitarnya," ujarnya.
Champion Bawang Merah Kabupaten Solok, Amri Ismail menjelaskan bahwa sebagai runner up sentra bawang merah nasional setelah Brebes, pihaknya selalu ada pertanaman dan panenan bawang merah sepanjang tahun di Kabupaten Solok.
”Kami sudah mengatur jadwal tanam bersama kelompok tani mitra Champion. Kami atur ketika di Jawa belum panen, kami panen. Demikian sebaliknya saat di Jawa bulan Mei nanti tanam raya, kami mengurangi penanaman," kata Amri.
"Hasilnya, dari awal Ramadhan sampai sekarang, panenan di Solok mampu membantu pengamanan pasokan ke Jawa dengan harga terjaga baik di petani. Kami rutin kirim ke seluruh wilayah Sumatera dan sebagian Jawa”, tambah Amri.
Baca juga: Harga pangan Jumat, cabai rawit Rp92.600/kg, bawang merah Rp47.000/kg
Baca juga: PIHPS: Harga bawang merah Rp49.250/kg, cabai rawit Rp101.200/kg
Baca juga: Kementan pastikan harga cabai stabil sepanjang libur Lebaran 2025
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025