"BALIK" ini, kata dia melalui pesan elektroniknya yang disampaikan di Jakarta, Minggu, merupakan kependekan dari "B", yakni berkendara aman dan mengikuti petunjuk rambu lalu lintas.
"Ingat arus balik bisa saja juga cukup macet, walaupun sudah ada 'one way' nasional," ujar dia.
Selanjutnya, "A", yakni atur pola makan dan minum dengan baik. Jangan makan terlalu banyak, jangan pula terlalu berlemak, terlalu manis dan terlalu asin.
Baca juga: Tips cegah sering buang air kecil saat perjalanan mudik
Apabila membawa anak dalam perjalanan arus balik maka siapkan makanan mereka. "Kalau harus membeli di perjalanan maka jagalah kebersihan makanan dan juga kebersihan diri, cuci tangan secara teratur," ujar Tjandra.
Lalu, "L", yaitu lanjutkan aktivitas fisik atau olahraga ringan secara teratur, sesudah sampai di rumah sebelum kembali bekerja.
Kemudian, "I", yakni istirahat yang cukup sebelum berkendara. Dia menyarankan pemudik beristirahat setiap empat jam berkendara dan memastikan cukup istirahat saat sampai rumah.
"Upayakan sampai di rumah setidaknya 12 atau 18 jam sebelum masuk kerja. Jadi istirahat dulu," kata Tjandra.
Terakhir, "K", yakni kalau ada keluhan kesehatan maka sebaiknya berkonsultasi ke dokter.
Baca juga: Tips aman mudik saat harus mengemudi tanpa bergantian
Tjandra mengingatkan saat berada di kampung halaman mungkin saja makan jadi tidak terlalu terkendali atau badan lelah. Karena itu, dia menyarankan pemudik berkonsultasi ke dokter untuk membantu pemudik menjaga kesehatan tetap prima.
"Minggu pagi ini dilaporkan masih ada sekitar 45 persen warga yang mudik belum kembali. Artinya, dalam dua atau tiga hari akan terjadi arus balik yang cukup tinggi, di sisa hari yang tinggal pendek lagi karena orang akan bekerja Selasa atau Rabu," katanya.
Karena itu perlu dijaga agar arus balik Idul Fitri 1446 Hijriah dapat dijalani dengan sehat agar mulai Selasa (8/4) atau Rabu (9/4) dapat beraktivitas dengan prima.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025