“Tentunya kami tetap siaga, Operasi Ketupat bidang pelayanan tetap menjalankan tugasnya, tapi jajaran narkoba beserta seluruh instansi terkait tetap melakukan monitoring sehingga celah sekecil apapun kami upayakan untuk tidak terjadi,” kata Asep di Batam, Rabu.
Jenderal polisi bintang dua itu menyebut beberapa pelaku narkoba memanfaatkan celah kesibukan saat Lebaran untuk melakukan transaksi pengiriman barang.
Seperti pengungkapan 93 kilogram sabu yang hendak diseludupkan dari Malaysia ke Indonesia melalui perairan Kepri di Desa Berakit, Kabupaten Bintan pada Selasa (25/3).
Rencananya sabu dikemas dalam kemasan teh China tersebut hendak dikirim ke Jakarta, yang diperkirakan tiba pada saat Lebaran.
“Melihat kasus ini, ditangkap di Kepri mau dibawa ke Jakarta, kemungkinan tiba di Jakarta pada saat Idul Fitri. Saya yakin mereka sudah memprofiling dan scaning jajaran Polda Kepri dan Bea Cukai (disibukkan) ada kegiatan dan operasi khusus Operasi Ketupat, sibuk dengan pelayanan masyarakat mudik,” ujarnya.
Menurut Asep, celah inilah yang dimanfaatkan oleh pelaku untuk menyeludupkan narkoba.
Namun, dia menegaskan, Polda Kepri dan jajaran bersama instansi terkait tetap siaga mengawasi adanya peredaran gelap narkoba di wilayah Kepri.
“Saya yakin mereka sudah memprofiling itu, dan berupaya mencoba melakukan pengiriman barang (narkoba), tapi kami tetap siaga,” kata Asep.
Pengungkapan kasus penyelundupan sabu 93 kg merupakan investigasi bersama Ditresnarkoba Polda Kepri dan Bea Cukai Batam.
Sabu diselundupkan dengan modus menggunakan kapal nelayan KM Rangga Putra. Ketiga pelaku berinisial MI, ID dan JS berperan sebagai perantara, mereka dijanjikan upah Rp3 juta untuk mengirimkan sabu tersebut kepada pemesan.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Azhari
Copyright © ANTARA 2025