Umat tidak boleh terlalu ekstrem dalam beragama karena dapat menimbulkan keresahan.Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Andi Faisal Bakti mengajak kaum muslim untuk menjadikan bulan puasa sebagai madrasah guna membentuk pribadi wasatiah, yakni ajaran Islam yang moderat dan menjunjung tinggi prinsip keseimbangan.
Profesor Andi mengatakan bahwa bulan puasa tidak hanya momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah pribadi, tetapi juga sebagai kesempatan untuk membangun empati dan membentuk hubungan yang lebih baik dengan sesama manusia.
"Seharusnya umat Islam pada bulan puasa ini lebih toleran dan lebih berempati sehingga bisa meredam ketegangan. Tentu bukan hanya kepada kaum muslim, melainkan juga kepada agama lainnya," ucap Andi dalam keterangan diterima di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, Islam merupakan agama menjunjung tinggi prinsip keadilan dan merangkul semua umat manusia, tanpa membeda-bedakan latar belakang. Islam adalah agama yang inklusif: merangkul keberagaman dan menghargai perbedaan. Hal itu sebagaimana dikedepankan dalam konsep wasatiah.
Dalam Surah Al-Baqarah ayat 143 dikatakan bahwa umat Islam adalah umat yang wasatiah, yakni moderat dan berada di tengah-tengah.
Konsep wasatiah, kata dia, bisa dianalogikan seperti wasit dalam permainan sepak bola. Wasit mesti berada di tengah-tengah dan tidak boleh berpihak pada salah satu kelompok. Jika berpihak, akan timbul kekacauan.
Baca juga: Prabowo dan El-Sisi sepakat promosikan Islam moderat lawan ekstremisme
Baca juga: PTKIN hadirkan integrasi ilmu dan nilai keagamaan Islam moderat
"Begitu juga dengan Islam yang berada di tengah-tengah dalam hal keyakinan dan hukum," imbuh Andi.
Dengan pemahaman tersebut, Andi mengemukakan bahwa umat tidak boleh terlalu ekstrem dalam beragama karena dapat menimbulkan keresahan. Akan tetapi, di sisi lain, umat juga tidak boleh bersikap acuh tak acuh.
Menurut dia, sebagai umat yang meyakini bahwa setiap makhluk merupakan ciptaan Allah Swt., kaum muslim harus mengasihi semua tanpa memandang perbedaan suku, ras, dan agama serta tidak boleh merasa paling benar sehingga menghakimi atau memersekusi orang yang berbeda keyakinan.
"Islam sangat terbuka, sangat moderat, Islam itu justru merangkul dan merangkum kepercayaan agama lain," katanya.
Lebih lanjut Andi mengatakan bahwa bulan puasa dapat dijadikan sebagai madrasah meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt., sekaligus meningkatkan kualitas kesalehan sosial.
Ia juga berharap pada bulan puasa ini menjadi momentum refleksi diri untuk saling memaafkan dan menghargai.
"Ini adalah momentum yang sangat luar biasa untuk saling bersolidaritas dengan sesama manusia, bukan hanya sesama umat Islam, melainkan juga kepada penganut agama lainnya," demikian Prof. Andi.
Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025