Jakarta (ANTARA) - Ahli Gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta mengatakan bahwa pola makan saat menjalankan ibadah puasa pada umumnya sama pada hari-hari biasa, namun hanya berbeda dalam pengaturan waktu makan.

"Mengatur pola makan saat menjalankan ibadah puasa pada prinsipnya sama dengan pada hari lainnya, hanya berbeda dalam pengaturan waktu makan," kata Ahli Gizi RSCM Fitri Hudayani saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Pada hari-hari biasa, seringkali makan utama dimakan sebanyak tiga kali dan makanan selingan sebanyak dua kali.

Tetapi selama menjalankan ibadah berpuasa, Fitri mengatakan waktu makan dapat diubah menjadi dua kali untuk makanan utama dan tiga kali untuk makanan selingan.

Baca juga: 5 cara berbuka puasa yang sehat dan tidak berlebihan saat Ramadhan

Baca juga: Lansia berkolesterol bisa aman berpuasa bila disiplin pola makan

Terkait dengan kebutuhan gizi dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu yang disesuaikan dengan usia, jenis kelamin dan aktivitas harian.

Meski demikian, Fitri menganjurkan masyarakat untuk berbuka dengan buah kurma dan minum air putih atau teh hangat.

Setelah melaksanakan ibadah Shalat Maghrib dapat dilanjutkan dengan makanan utama yang lengkap yang terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah dan setelah melaksanakan Shalat Tarawih dapat mengkonsumsi makanan selingan.

"Saat waktunya sahur anda juga dapat mengkonsumsi makanan lengkap," ujar Fitri.

Secara terpisah, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Cabang Banten dr. Dian Permatasari, MGizi, SpGK mengatakan selama berpuasa sebaiknya masyarakat lebih membatasi makanan manis. Contohnya gula, roti atau kue-kue yang rasanya amat manis.

Baca juga: Tips jaga pola makan sehat selama Ramadhan

Disarankan makanan yang dikonsumsi mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, gandum, kemudian mie sampai dengan pasta.

Kemudian protein hewani atau nabati, yaitu berupa lauk-lauk seperti ikan, telur, ayam, tahu, tempe, atau susu. Kemudian sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung banyak vitamin dan mineral.

"Ini harus kita konsumsi pada saat sahur dan pada saat berbuka puasa. Jadi intinya pada saat berpuasa pola makannya ada perubahan di masalah waktu, namun sebenarnya kebutuhan nutrisi seharian itu tetap harus bisa terpenuhi," ujar Dian.

Dian menambahkan bagi pihak-pihak yang sedang menjalankan program diet untuk menurunkan berat badan, tetap dapat melaksanakannya ketika berpuasa.

Hal yang sama juga berlaku bagi pasien yang menderita kencing manis atau diabetes mellitus ataupun pasien dengan gangguan ginjal.

"Selama berpuasa tentu saja program diet yang sedang kita jalani tetap harus berjalan, oleh karena sebenarnya tidak ada yang berbeda pada pola makan dan hanya pada waktu makan saja," katanya yang melangsungkan praktik di RSIA Bunda Ciputat itu.

Baca juga: Kelebihan nutrisi saat sahur dan berbuka puasa picu penyakit metabolik

Baca juga: Pakar gizi sarankan tetap atur pola makan selama jalankan ibadah puasa

 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025