"Kemungkinan besarnya (awal Ramadhan) itu bisa sama," kata Menag dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Nasaruddin yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal itu menjelaskan kemungkinan awal Ramadhan dilaksanakan secara serentak, sebab sementara ini pantauan hilal berada pada posisi 2,5 sampai 4 derajat.
Hal ini sesuai dengan metode hisab yang dilakukan oleh Muhammadiyah, di mana sebelumnya pihak Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1446 Hijriah jatuh pada 1 Maret 2025.
"Insyaallah Idul Fitrinya juga diharapkan sama juga, karena pada waktu diperkirakan itu masih nol, minus ya (derajat hilalnya)," ujar dia.
Nasaruddin menilai hal ini merupakan salah satu awal yang baik bagi umat Muslim di Indonesia.
"Dengan demikian, teman-teman dari Muhammadiyah dan yang NU bisa sepakat di situ. Nah ini sebuah awal yang baik, mudah-mudahan insyaallah Ramadhan kita ini lancar," ucapnya.
Hal ini, menurut Menag, akan membuat kehidupan beragama masyarakat Indonesia juga semakin rukun dan damai.
Ia berharap momentum Ramadhan tahun ini bisa menambah keberkahan yang lebih lagi kepada seluruh masyarakat Indonesia.
"Insyaallah inilah negara yang paling plural di dunia ini, tapi juga yang paling homogen, yang paling rukun di dunia ini. Jadi ini negara penuh berkah," tutur Nasaruddin Umar.
Baca juga: Negara Arab bersiap melihat hilal, Raja Saudi ucapkan selamat Ramadan
Baca juga: Mengenalkan lebih dekat metode pemantauan hilal bagi generasi muda
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025