"Sebaiknya dodol Betawi dikonsumsi dalam jumlah secukupnya dan sewajarnya," kata dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Cabang DKI Jakarta itu saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Raissa mengatakan konsumsi dodol lebih baik lagi jika dikombinasikan dengan makanan lain yang kaya serat seperti buah dan sayur.
"Batasi konsumsi makanan dan minuman manis lainnya jika sudah mengonsumsi dodol Betawi," kata dia yang berpraktik di RS Pondok Indah-Puri Indah itu.
Baca juga: Dodol Betawi paling asyik dinikmati sesudah Lebaran

Raissa menyebutkan dalam 100 gram dodol Betawi terkandung energi (391 kkal), karbohidrat (76,1 gram), protein (3,8 gram) dan lemak (3,8 gram).
Selain itu, imbuh dia, ada juga kalsium (34 mg), fosfor (124 miligram), zat besi (2,8 miligram), natrium (54 miligram), kalium (244 miligram), vitamin B1 (0,1 miligram), vitamin B2 ( 0,06 miligram) dan vitamin C (2 miligram).
Baca juga: Produsen dodol Betawi di Kembangan kewalahan penuhi pesanan

"Jika dikonsumsi berlebihan dapat berisiko menyebabkan obesitas dan masalah kesehatan lainnya," kata dia.
Dodol Betawi yang tak lain jenis dodol khas suku Betawi merujuk Kementerian Kebudayaan merupakan salah satu penganan khusus saat Hari Idul Fitri atau Idul Adha.
Penganan ini berwarna hitam kecoklatan dengan variasi rasa yang lebih sedikit daripada dodol dari daerah lain.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024