Seorang pemudik bernama Nuroziah menjadikan Idul Fitri sebagai kesempatan untuk menjumpai sekaligus melepas rindu kepada orang tua.
"Saya sebagai perantau pengennya bisa pulang, apalagi masih ada yang dituju yaitu orang tua. Orang tua kan ibaratnya ajimat yang harus kita rawat, harus kita perhatikan, kita junjung tinggi," ujar Nuroziah saat ditemui di Stasiun Gambir, Selasa.
Bagi pemudik asal Tegal, Jawa Tengah itu menemui orang tua adalah sebuah keharusan selagi masih ada kesempatan bertemu. Oleh karena itu, hari raya Idul Fitri menjadi salah satu kesempatan untuk mengunjungi orang tua yang menunggunya di kampung halaman.
Baca juga: Pemerintah tetapkan Idul Fitri 1445 Hijriah pada Rabu 10 April 2024
Senada dengan Nuroziah, pemudik lainnya bernama Mirna memaknai hari raya Idul Fitri sebagai momen untuk berkumpul sekaligus merekatkan tali silaturahmi dengan keluarga dan kerabat di kampung halaman.
"Kesempatan buat ngumpul sama keluarga jadi terbuka lebar jadi semacam kesempatan momen buat ngumpul sama keluarga jadi lebih intens," kata Mirna.
Mirna mengaku kesempatan itu sulit didapat pada saat masa pandemi COVID-19 yang sempat membatasi dirinya melakukan mudik untuk bertemu keluarga.
Baca juga: Presiden Jokowi berharap Idul Fitri momentum saling memaafkan
Sementara itu, bagi Haryati hari raya Idul Fitri yang penuh rasa kebahagiaan dan kehangatan dapat mengisi kembali energi setelah lelah bekerja di ibu kota.
Sebagai penganut Kristen, Haryati mengaku juga sangat menikmati momen perayaan Lebaran. Menurutnya hari raya Idul Fitri bukan sekadar perayaan bagi kaum Muslim saja, tetapi untuk seluruh masyarakat Indonesia.
"Lebaran itu bukan hanya untuk orang Muslim menurut saya tapi ini adalah budaya untuk kita yang ada di Indonesia," kata pemudik asal Semarang, Jawa Tengah itu.
Momen berkumpul bersama keluarga dan saudara di hari raya serta aneka tradisi masyarakat dalam merayakannya dapat memberikan kebahagiaan tersendiri bagi pemudik yang berprofesi sebagai dosen itu.
Baca juga: Wamenag imbau masyarakat tetap tertib dalam meramaikan malam takbiran
Pemudik masih memadati Stasiun Gambir pada malam menjelang hari raya Idul Fitri 1445 H, Selasa. Menurut pantauan ANTARA pukul 20.00 WIB pemudik di area Stasiun Gambir lebih ramai dibandingkan Selasa siang.
Terlihat para calon penumpang mengantre untuk mencetak tiket maupun duduk di ruang tunggu, menanti kedatangan kereta api yang akan mengantar mereka ke berbagai kota di Pulau Jawa seperti Bandung, Tegal, Semarang, Yogyakarta, hingga Surabaya.
Diketahui, KAI Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta memberangkatkan sebanyak 44.747 pemudik dengan 75 perjalanan kereta api jarak jauh (KAJJ) dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen pada hari ini.
Baca juga: Datang sebelum Subuh untuk Shalat Idul Fitri di Istiqlal
Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriah atau Idul Fitri 2024 Masehi jatuh pada Rabu (10/4) setelah diputuskan melalui sidang isbat yang digelar di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa.
"Berdasarkan hisab posisi hilal wilayah Indonesia yang sudah masuk kriteria MABIMS, serta adanya laporan hilal yang terlihat, disepakati bahwa 1 Syawal tahun 1445 Hijriah jatuh pada Hari Rabu, 10 April 2024 Masehi," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi pers penetapan sidang Isbat.
Dengan penetapan ini maka dipastikan 1 Syawal 1445 Hijriah antara keputusan pemerintah, termasuk Nahdlatul Ulama, dengan Muhammadiyah jatuh pada hari yang sama.
Baca juga: Warga Lombok Tengah pawai takbiran keliling, sambut Idul Fitri
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024