Kegiatan yang diselenggarakan oleh Keluarga Masyarakat Muslim Indonesia (KMII) Jepang itu menghadirkan ustaz Jepang Kyoichiro Sugimoto, penyanyi nasyid Jepang Yusha dan penampilan tari piring asal Sumatra Barat.
Dalam pemaparannya, Ustaz Sugimoto menjelaskan tentang ilmu tauhid sebagai fondasi dasar keislaman dan pentingnya melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.
“Alhamdulillah banyak warga Jepang non-Muslim yang datang. Saya ingin menyampaikan terkait kalimah tayyibah, ‘Laa ilaha ilallah Muhammadar rasulullah’ yang merupakan prinsip dasar Islam sebab banyak orang Jepang yang tidak paham itu,” katanya.
Ustaz Sugimoto mengaku sebisa mungkin menjelaskan secara logis konsep keberadaan Tuhan kepada warga negeri Sakura itu yang sangat kuat berpikir dalam tataran logika.
“Saya selalu menggunakan logika untuk memahami keberadaan Allah. Meskipun kita tidak dapat melihat-Nya, kita dapat membuktikannya ada secara logika,” katanya.
Dia juga menjelaskan terkait manfaat puasa yang sangat baik untuk kesehatan.
Baca juga: Puasa juga bangun "kesehatan" narasi
Acara juga diisi oleh penyanyi nasyid Jepang, Yusha, yang dikenal dengan lagu-lagunya yang bernuansa Islami serta menyanyikan ulang lagu religi dan salawat dalam bahasa Jepang.
Bersama istrinya Yumiko, dia membawakan lagu penyanyi religi kenamaan Indonesia, Opick, yakni Ramadhan Tiba yang diterjemahkan menjadi Ramadhan Kita.
Selain itu, Yusha juga membawakan salawat badar dalam Bahasa Jepang dan lagu "Amantu Billahi".
Penampilan tari piring asal Sumatra Barat dari grup Duta Melati juga mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari penonton.
Terdapat pula gerai henna art dan kaligrafi huruf Arab yang bisa dinikmati setiap pengunjung secara cuma-cuma.
Tidak ketinggalan, gerai angklung juga hadir sehingga pengunjung dapat mempelajari dan bermain alat musik tradisional itu.
Koordinator Fungsi Bidang Penerangan, Sosial dan Budaya KBRi Tokyo Meinarti Fauzie mengatakan pihaknya mendukung segala kegiatan yang mempromosikan citra positif Indonesia di luar negeri.
“Termasuk dalam mempromosikan budaya dan kehidupan sosial beragama yang penuh cinta kasih dalam kedamaian seperti yang ditunjukkan dalam festival budaya Islam yang diprakarsai oleh KMII serta Masjid Indonesia Tokyo sore ini,” katanya.
Warga Jepang pembuat konten tentang Islam dan kuliner halal, Ikuto Hongu, juga berada di tengah-tengah acara tersebut.
“Saya ingin merasakan suasananya, kemarin saya juga ke Tokyo Camii, saya juga belajar puasa dan ingin membagikan pengalaman ini,” kata pria yang dikenal dengan akun Navito Halal itu.
Dia berharap banyak orang Jepang yang mengenal Islam dan banyak wisatawan yang berkunjung ke Jepang yang kini lebih ramah untuk Muslim.
Para peserta pun mengikuti buka puasa bersama dengan menu takjil dan hidangan khas Indonesia, seperti es campur dan soto daging.
Baca juga: Umat Muslim lakukan aktivitas Ramadhan di musala bekas restoran sushi
Baca juga: Cerita warga Muslim Jepang jalankan puasa Ramadhan
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024