"Jangan konten-konten yang membuat kita menambah tidak maju cara berfikirnya. Konten yang kita ciptakan harus bertanggung jawab, jujur, dan otentik," kata Menparekraf dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu.
Konten kreatif masuk ke dalam sektor ekonomi kreatif (ekraf), pemerintah pun berupaya memaksimalkan seluruh sumber daya manusia termasuk para santri agar dapat mewujudkan visi Indonesia Emas di tahun 2045, salah satunya melalui kemajuan sektor ini.
"Itu yang ingin saya hadirkan agar para santri mengambil peluang ini. Karena Indonesia akan menjadi ekonomi besar. Jangan sampai kita hanya menjadi penonton, tapi jadilah pemain penggerak ekonomi bangsa," ujarnya.
Lebih lanjut, dengan jumlah santri sekitar 5 juta santri yang tersebar di 28 ribu pesantren di berbagai daerah Tanah Air, jumlah santri yang menjadi pengusaha pun masih terbilang sedikit.
"Dengan Gerakan Usaha Kreatif Santripreneur ini insya Allah bisa menciptakan begitu banyak pengusaha. Sudah ada santri yang menjadi Presiden, Wakil Presiden, bahkan Bupati. Yang kurang dari santri itu menurut saya tinggal pengusaha-pengusaha kelas dunia. Bukan hanya mampu menguasai ekonomi di Jawa Timur dan nasional tapi juga bisa go regional dan go internasional," ujar Sandiaga.
"Kami melakukan pelatihan ini Gerakan Usaha Kreatif Go Digital harapannya para santri bukan saja bisa memiliki akhlak yang karimah, tapi juga memiliki keterampilan yang berkelas dunia. Dan harapannya mereka akan bisa menjadi bagian dari penciptaan 4,4 juta lapangan kerja di tahun 2024," katanya.
Gerakan Usaha Kreatif Santripreneur Go Digital merupakan program Kemenparekraf yang akan membekali pengetahuan dan keterampilan baru kepada santri, sehingga suatu saat mereka memiliki kemampuan usaha yang mumpuni.
Baca juga: Menutup celah kesenjangan digital perempuan dalam SheHacks 2023
Baca juga: Sandiaga Uno bantu beasiswa kepemimpinan kepada milenial di Aceh
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023