“Ya, door to door ya, sesuai alamat. Kan alamat sudah dikasih ke kita ya. PT Pos sudah pegang itu semua, jadi seperti sistem PT Pos yang dulu. Tapi sekarang PT Pos sistemnya lebih maju lagi kan. Dulu surat aja sampe kok, ke door to door ke rumah,” ujar Buwas.
Buwas menegaskan, penyaluran bansos pada 2020-2021 disebut berhasil dengan menerapkan sistem yang sama, sehingga ia yakin penyaluran kali ini pun tidak bermasalah.
Selain itu, lanjut dia, data alamat penerima yang diterima dari Kementerian Sosial (Kemensos) inilah yang akan ditelusuri Bulog bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas).
“Ini setiap hari kita trace barang ini lari kemana, jatuh ke mana, sudah diterima apa belum kita tahu persis. Kan ada sistem, jadi nggak ada lagi nanti yang nggak terima sekalipun di pedalaman,” paparnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi menuturkan, pihaknya telah menyiapkan dashboard dengan format waktu sesungguhnya (real time) yang bisa dimonitor Perum Bulog dan Bapanas. Dengan demikian, penyaluran beras bansos dapat terpantau dengan baik.
“Jadi kita siapkan tracking dan tracing mulai dari beras keluar dari Bulog itu ada tracking dan tracing jadi truknya dimana, transit dimana, sampe dimana kita ada geo tagging sampai ke penerimanya,” ujarnya.
Adapun hari ini, Bulog mulai menyalurkan program bantuan sosial beras sebanyak 10 kilogram per keluarga penerima manfaat (KPM) yang digelar serentak ke seluruh wilayah Indonesia.
“Pada peluncuran ini, bansos beras diberikan selama tiga bulan untuk 21,3 juta KPM,” ujar Buwas.
Buwas menuturkan Bulog menyalurkan sebanyak 213.530 ton beras untuk program bansos beras selama bulan Maret, April dan Mei atau total tiga bulan dengan jumlah total beras yang didistribusikan mencapai 640.590 ton.
Baca juga: Bulog pastikan beras bansos berkualitas bagus
Baca juga: Bulog mulai salurkan bansos beras 10 kg per KPM
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023