Di Masjid Al Alam, jemaah Shalat Id bahkan membludak hingga warga menggelar sajadah di gang kecil dan membuat saf baru di luar pagar masjid.
Baca juga: Wagub DKI ingatkan sanksi lebih berat soal pencemaran abu batubara
Cuaca di luar masjid yang memiliki jarak paling dekat dengan tempat bongkar muat batu bara itu juga terlihat cerah tidak berawan.
Namun, di sisi masjid yang bersebelahan dengan tempat pemakaman KH Jamiin Bin Abdullah itu, warga tetap khusyu beribadah melaksanakan Shalat Id sejak pukul 06.45 WIB, meski area shalat terbatas.
Sementara itu di Masjid Al Hijrah, jemaah juga menggelar Shalat Id mulai pukul 06.45 WIB.
Di masjid yang bersebelahan dengan Rusunawa Marunda Cluster B Blok 3 itu, jemaah juga penuh hingga ke halaman masjid, khususnya jemaah perempuan.
Jemaah mulai mendatangi masjid satu persatu mulai pukul 06.00 WIB.
Baca juga: DKI ancam sanksi kepada pelaku pencemaran debu batubara
Namun, tidak tampak adanya jemaah yang mengalami penyakit batuk-batuk atau penyakit infeksi pernapasan karena terkena dampak pencemaran batu bara.
Kondisi udara juga sejuk, karena banyaknya pepohonan di sekitar area masjid.
Diketahui, masyarakat di Rusunawa Marunda sudah meminta perusahaan yang beroperasi di dekat Pelabuhan Marunda untuk mengatasi persoalan polusi batubara yang timbul di lingkungan tersebut.
Baca juga: Warga Rusun Marunda minta pemerintah hentikan pencemaran abu batubara
Kendati demikian, Kepala Kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan Marunda Isa Amsyari membantah kalau pencemaran batu bara berasal dari dalam pelabuhan.
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022