posisi (ketinggian) berada pada empat derajat sembilan menit satu detikJakarta (ANTARA) - Petugas pos pemantauan hilal Jakarta Islamic Center (JIC) sudah melihat hilal awal bulan Syawal 1443 Hijriah pada Minggu petang sekitar pukul 17.54 WIB di Pulau Karya, Kepulauan Seribu.
"Hilal terlihat pada pukul 17.54 WIB, dengan posisi (ketinggian) berada pada empat derajat sembilan menit satu detik, azimut 287:19:28. Hilal dilihat oleh Saudara Abdu Rohmat dan telah diambil sumpahnya oleh Hakim Pengadilan Agama, Bapak Syamsul Bahri," ujar Kepala Sub Divisi Informasi dan Komunikasi JIC Paimun Karim saat dikonfirmasi di Jakarta pada Minggu.
Baca juga: Tim Falakiyah NU melihat hilal di Bukit Condrodipo Gresik
Dalam video yang dibagikan Paimun, terlihat petugas pemantau hilal JIC Abdu Rohmat mengucapkan sumpah dengan dituntun oleh Hakim Pengadilan Agama Syamsul Bahri.
Pengucapan sumpah diawali dengan mengucapkan dua kalimat syahadat dan dilanjutkan dengan ucapan, "Wallahi, demi Allah saya bersumpah saya telah melihat hilal awal bulan Syawal tahun ini," ucap Abdu Rohmat tampak disaksikan oleh sejumlah orang dalam video.
Pengelola Jakarta Islamic Center di Koja, Jakarta Utara ikut berpartisipasi menentukan awal Ramadhan dan awal bulan Syawal 1443 Hijriah di Indonesia dengan mengirim tim pemantau hilal dari Pulau Karya, Kepulauan Seribu.
Kepala Sekretariat Masjid Raya Jakarta Islamic Center Ahmad Juhandi mengatakan Pulau Karya dipilih berdasarkan hasil kajian internal JIC bahwa di sana memiliki jarak pandang yang cukup luas serta tidak terdampak oleh polusi cahaya yang ada di Jakarta, yang dapat mengganggu pemantauan hilal.
Baca juga: Hilal di Provinsi Bengkulu tidak terlihat
"Memang itu pulau, pandangannya bagus, pandangannya luas, objeknya itu akhirnya bisa dipantau, kami tinggal dibantu teropong, segala macam, kami bisa melihat di sana," kata Ahmad di Jakarta Islamic Center, Koja, Jakarta Utara, 31 Maret lalu.
Ahmad mengatakan sudah empat sampai lima tahun terakhir pemantauan hilal dilakukan dari Pulau Karya karena hasilnya lebih bagus ketika langitnya bersih, tidak tertutup awan.
Sebab, metode rukyatul hilal dalam penentuan awal Ramadhan memang amat dipengaruhi oleh cuaca
"Dari Pulau Pramuka geser sedikit, ke Pulau Karya, itu lah yang pandangannya luas, mata memandang juga bebas, belum ada polusi pencahayaan, makanya kami putuskan melihat dari Pulau Karya di sana," kata Ahmad.
Baca juga: Hilal awal Syawal 1443 H dimungkinkan dapat dirukyat secara hisab
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022