Dalam konferensi pers “Kesiapsiagaan Menuju Mudik Aman dan Mudik Sehat” yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis malam, Hendra mengatakan selama 24 jam teramati bahwa asap melampaui tinggi Gunung Anak Krakatau baru melewati tinggi tubuh Anak Krakatau dengan lama sekitar 150 meter.
Dari posko pengamatan itu disebutkan tinggi asap 25 meter dari puncak gunung.
Dilaporkan juga pengamatan Gunung api Anak Krakatau terdapat sinar api setinggi 25 meter. Jika di malam hari, terkadang sinar api terlihat di tempat keluarnya asap.
Sementara hal yang melegakan, menurut Hendra, adalah data yang terekam secara instrumental, energi tremor overscale pada tanggal 24 dan 25 April hanya rata-rata 2 MM.
“Di mana overscale itu kurang lebih sekitar 55 MM. Jadi sudah drop memang, sesuai antara yang direkam maupun yang penampakan langsung di lapangan,” katanya.
Selain itu, fluks gas SO2 pada 24 April itu mencapai 9.000 µg/Nm3, dan enam jam kemudian mencapai 13.000 µg/Nm3. Kemudian dua hari yang lalu sudah mencapai 5000 µg/Nm3.
“Namun untuk kehati-hatian saja, yang perlu diwaspadai adalah masyarakat untuk tetap update info tentang aktivitas gunung melalui situs dari pemerintah, untuk menghindari hoaks atau sebagainya. Jadi diharapkan juga masyarakat tetap tenang karena Gunung Anak Krakatau sudah mereda,” kata dia.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022