“Ini untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya dan berkomitmen mendukung pengembangan energi dan sumber daya nasional untuk mendorong roda ekonomi. Kepercayaan memimpin sindikasi pembiayaan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi BSI, karena dilakukan dengan sistem syariah,” kata Direktur Wholesale Transaction Banking BSI Kusman Yandi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Penyaluran pembiayaan sindikasi ini ditandai dengan penandatanganan Line Facility antara Bank Syariah Indonesia dengan PT Medco Power Indonesia di Gedung The Tower, Jakarta, Rabu (27/4).
Kusman mengatakan BSI berkomitmen mendukung percepatan proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) yang akan berdampak pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan umat di Indonesia.
Pembiayaan ini, ujarnya, untuk mendukung percepatan penyediaan energi khususnya dalam energi terbarukan (EBT) sesuai dengan target pemerintah untuk mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada 2025.
Pada sindikasi pembiayaan ini, akad yang digunakan adalah Musyarakah yaitu bank akan menanamkan dana atau modal atas suatu usaha dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang disepakati bersama.
Kusman menambahkan pembiayaan sindikasi merupakan salah satu strategi BSI dalam meningkatkan pembiayaan skala besar atau wholesale.
Hingga kuartal I 2022, BSI telah menyalurkan pembiayaan wholesale sebesar Rp49 triliun. Pada semester I 2022, BSI akan fokus pada beberapa sektor industri seperti infrastruktur, energi, agribisnis dan telekomunikasi terutama proyek-proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) sebagai wujud dukungan kepada program pemerintah.
“Peran BS diharapkan dapat menjadi mitra strategi bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan ekosistem halal dari semua lini bisnis, baik ritel maupun wholesale,” ujarnya.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022