"Kapasitas kalau penuh bisa 250 ribu, tapi kita isi hanya dalamnya saja mungkin bisa 100 ribu orang," ujar Nasaruddin di Istiqlal, Sabtu.
Dia mengatakan pengurus terpaksa membatasi jumlah jamaah karena khawatir terjadi penumpukan baik di pintu masuk, saat keluar, maupun di parkiran.
Menurutnya, Istiqlal harus menjadi percontohan bagi masjid-masjid di Indonesia yakni dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan tanpa mengurangi kekhusyukan ibadah.
Baca juga: Ribuan umat Muslim Shalat Tarawih berjamaah di Kendari
Baca juga: MUI Sulteng: Jamaah harus gunakan masker saat rapatkan shaf Tarawih
"Khusus untuk Istiqlal benar-benar ini suatu ujian yang berat untuk kami, karena Istiqlal diobsesikan sebagai barometer Masjid Indonesia. Indikatornya kita akan menciptakan masjid yang di satu sisi makmur tetapi di sisi lain kita tetap mengindahkan prokes," katanya.
Dari laporan yang diperolehnya, saat pelaksanaan Tarawih pertama dihadiri sekitar 30 ribu orang. Jumlah itu terus bertambah mengingat jamaah masih berdatangan ke masjid yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia tersebut.
"Ini bukan hanya kerinduan kepada Masjid Istiqlal tapi kerinduan kepada Allah SWT.," kata dia.
Ia memprediksi jumlah jamaah bakal menyentuh angka 100 ribu orang saat 10 hari Ramadhan terakhir. Pernah suatu waktu, kata dia, jamaah yang melaksanakan itikaf memenuhi hingga lima lantai.
"Kalau (shalat) Jumat kemarin itu ada 20 ribuan, antisipasi nanti 10 terakhir 100 ribu. Kalau lebih dari 100 ribu belum waktunya karena masih ada penyempurnaan. Tempat parkir belum semua selesai, Istiqlal masih dalam tahap renovasi," kata dia.*
Baca juga: Shalat tarawih di Masjid Agung Meulaboh Aceh dilaksanakan tanpa jarak
Baca juga: Umat Muslim Tangerang antusias laksanakan Shalat Tarawih
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022