Pertanyaan mengenai pekerjaan, karier, status, hingga kehidupan pribadi seperti "Kapan nikah?" dan "Kapan punya anak?" bisa membuat orang yang ditanya merasa terusik.
Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Ratih Ibrahim mengemukakan bahwa sulit untuk mengatur orang lain agar tidak menanyakan hal-hal tertentu, jadi lebih baik memilih memaklumi jika ada yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengusik.
"Susah juga ya untuk mengatur orang lain. Karena bisa saja untuk cara dia untuk relate, nyambung dengan kita. Dimaklumi saja," katanya ketika dihubungi ANTARA pada Rabu.
Baca juga: Psikolog bagikan tips jaga kesehatan mental selama Ramadhan
Ratih menyampaikan, pertanyaan-pertanyaan pribadi yang mengusik sebaiknya ditanggapi santai.
"Senyumin aja. Tetap tegak, pede, dan santai saja. Ada hal-hal yang tidak perlu dijawab atau dijelaskan," kata Ratih, pendiri dan CEO Personal Growth, penyedia layanan psikologi profesional.
"Minta didoakan yang baik-baik. Atau alihkan pembicaraan, tanya-tanya saja tentang dia yang bertanya, tentang keluarga, karier, dan lain-lain. Artinya, pertanyaan dikembalikan kepada si penanya. Tapi tetap ramah dan sopan ya," katanya.
Orang yang mendapat pertanyaan mengusik bisa berusaha mengalihkan perhatian penanya, misalnya dengan mengajak si penanya menikmati hidangan Lebaran yang telah disediakan.
Menurut Ratih, orang yang ditanya bisa pula memberikan kode kepada penanya untuk menunjukkan bahwa pertanyaannya membuat dia merasa kurang nyaman.
Baca juga: 44 puskesmas kecamatan di DKI sediakan layanan psikologi
Baca juga: Psikolog sarankan pendekatan holistik atasi masalah kesehatan mental
Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025