Ngabuburit dengan mengaji juga membantu mereka agar tidak merasa jenuh menunggu waktu berbuka.Temanggung (ANTARA) - Puluhan santri dan santriwati mengikuti program Ngabuburit Ngaji Kitab Kuning di Pondok Pesantren Tahfidz Al Musthofa Tebuireng 16 yang berlokasi di Wadas, Kandangan, Temanggung.
Pengasuh Ponpes Tahfidz Al Musthofa Tebuireng 16 KH Ahmad Yani di Temanggung, Jumat, menyampaikan kegiatan itu rutin dilaksanakan selama Ramadhan dengan tujuan memperdalam wawasan keilmuan santri mengenai adab dan tasawuf.
"Selain itu kegiatan ini sekaligus mengisi waktu menjelang berbuka puasa dengan aktivitas bermanfaat," katanya.
Ia menyampaikan setiap setelah Shalat Ashar, para santri dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama, yang merupakan kelas ula mengaji kitab Arbain Nawawi, sedangkan kelompok kelas wustho dan ulya mengaji kitab Nashoihul Ibad.
Baca juga: 10 ide ngabuburit seru dan produktif
Baca juga: Masjid Istiqlal jadi destinasi ngabuburit masyarakat
Menurut dia, metode pengajian yang digunakan adalah metode "kilatan", yaitu mengkhatamkan satu kitab dalam waktu satu bulan.
"Kegiatan ini bertujuan agar para santri semakin memahami ilmu agama, khususnya adab dan tasawuf. Selain itu, ngabuburit dengan mengaji juga membantu mereka agar tidak merasa jenuh menunggu waktu berbuka. Penyampaian materi juga diselingi dengan guyonan khas pesantren agar suasana tetap rileks dan tidak membosankan," katanya.
Ia menjelaskan, kitab kuning Arbain Nawawi merupakan kitab yang berisi 42 hadis pilihan yang disusun oleh Imam Nawawi. Kitab ini membahas berbagai aspek kehidupan, mulai dari jihad, zuhud, nasihat, adab, hingga niat-niat yang baik. Kitab ini juga telah dikenal luas oleh umat Islam di seluruh dunia dan sering menjadi bahan ajar di berbagai pesantren.
Sementara itu, Nashoihul Ibad adalah kitab berisi kumpulan nasihat dari Syekh Nawawi al-Bantani yang bersumber dari Al-Qur’an, hadis, serta perkataan para sahabat dan ulama.*
Baca juga: Samsat Kota Pekalongan buka layanan Ngabuburit Sambil Bayar Pajak
Baca juga: KAI Daop 2 Bandung larang masyarakat ngabuburit di jalur rel kereta
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025