“Dan yang tidak kalah penting, tahun ini kita menggalakan agar kita menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan," kata dia di Ruang Serba Guna Mesjid Pusat Islam Jakarta, di Jakarta Utara, Selasa.
Ia meminta warga menghindari penggunaan plastik, apalagi plastik yang berwarna hitam. Ketimbang memakai plastik sebagai wadah atau pembungkus daging kurban, ia mengimbau warga menggunakan bahan-bahan yang bisa didaur ulang.
"Yang paling gampang itunamanya besek. Besek itu dibuat perajin bambu. Jadi nanti ribuan mesjid di Jakarta kalau kita ganti dari plastik ke bambu artinya manfaatnya dirasakan petani-petani dan perajin bambu di pelosok sana," katanya.
Juga baca: Siswa di Tulungagung bayar SPP gunakan kerajinan "besek"
Ia menjelaskan besek bambu diharapkan dapat dipakai berulang-ulang untuk berbagai kebutuhan setelah dicuci bersih. Ia menyebut kondisi demikian akan berbeda bila menggunakan plastik yang sering tidak dibersihkan bahkan dibuang begitu saja setelah satu kali pakai.
“Jadi kita ingin juga kurban ini kita akan ingat. Ini akan diberikan kepada mereka yang berhak," katanya.
Ia berharap bukan saja dagingnya dirasakan, tapi prosesnya pun memberikan manfaat kepada masyarakat yang lebih luas. Prinsipnya ingin ada Idul Adha besok setelah selesai, maka lingkungan yang semula digunakan akan kembali seperti sedia kala, seakan-akan tidak pernah menjadi tempat yang kotor.
"Semuanya kembali bersih seperti semula. Mari kita tunjukkan bahwa di Jakarta mampu,” kata dia.
Ia juga berpesan agar proses kaderisasi petugas pemotong hewan kurban bisa terus berjalan, sehingga tradisi Idul Adha yang berjalan di Jakarta bisa terus lestari dan berkembang.
Ia berharap perayaan Idul Adha dapat terus berjalan secara lintas generasi karena ada kader-kader muda yang siap menjadi petugas kurban di masa depan.
“Jadi besok yang usianya di bawah bapak ibu sekalian. Ajak mereka untuk ikut terlibat. Ajak mereka untuk tahu persis prosesnya. Supaya regenerasi ini berlangsung dengan baik. Kita ingin nantinya di Jakarta, tradisi yang sudah ada ini terjaga dan dikembangkan,” kata dia.
Ia juga berpesan agar tim petugas pemeriksa kesehatan hewan kurban dapat bekerja secara profesional, berintegritas, dan dekat dengan masyarakat.
Adapun petugas pemeriksa kesehatan hewan kurban merupakan gabungan dari petugas dinas dan sudin KPKP Pemprov DKI Jakarta, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang DKI Jakarta, dan Kementerian Pertanian.
“Dan para petugas pemeriksa kesehatan hewan, saya harap nanti menjalankan tugasnya dengan baik. Datangi tempat-tempat di mana di sana terjadi kegiatan pengumpulan hewan dan pemotongan daging kurban. Pastikan berinteraksi dengan profesional," kata dia.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019