"Selain kondisi kapal, kami juga memeriksa kelengkapan alat keselamatan seperti jaket pelampung dan lain-lain. Saat arus mudik akan terjadi lonjakan penumpang kapal, sehingga keselamatan harus benar-benar diperhatikan," kata petugas Kesyahbandaran Unit Pelaksana Pelabuhan Kelas II Gilimanuk Dhimas Adrianto, di pelabuhan setempat, Rabu.
Disela-sela melakukan pemeriksaan bersama polisi air (Polair), ia mengatakan pemeriksaan kondisi kapal berikut peralatan penunjangnya dilakukan terhadap seluruh kapal yang beroperasi di Selat Bali yang jumlahnya mencapai 56 unit.
Koresponden Antara di lokasi melaporkan, saat berada di atas salah satu kapal, petugas memeriksa jumlah dan kondisi alat keselamatan seperti jaket pelampung, sekoci hingga alat pemadam kebakaran.
Menurut dia, untuk mendapatkan izin berlayar di selat yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana dengan Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur tersebut, kapal harus memenuhi standar keamanan.
"Dari pemeriksaan yang kami lakukan, seluruh kapal layak beroperasi di Selat Bali saat arus mudik nanti. Alat keselamatan yang ada, sudah sesuai dengan kapasitas penumpang kapal serta jumlah ABK," katanya.
Selain kapal, ia mengungkapkan, pihaknya juga rutin berkoordinasi dengan BMKG untuk mengetahui prakiraan cuaca di Selat Bali, yang informasi dari institusi tersebut dilanjutkan ke masing-masing nakhoda kapal.
Nahkoda Kapal Motor Penumpang (KMP) Marina Pratama Kurniawan membenarkan, pihaknya terus mendapatkan data terbaru prakiraan cuaca dari BMKG, yang sangat berguna saat mengarungi Selat Bali.
"Di Selat Bali sering terjadi angin kencang disertai ombak. Dengan mengetahui prakiraan cuaca, kami bisa memutuskan apa yang harus dilakukan saat berlayar," katanya.
Kondisi jalan
Sebelumnya (14/5), petugas gabungan mengecek jalur mudik Provinsi Bali yang masuk wilayah Kabupaten Jembrana, khususnya berkaitan dengan kondisi jalan.
Untuk mengecek kondisi jalan tersebut, petugas gabungan dari Polda Bali, Polres Jembrana, Dinas Perhubungan Jembrana dan Dinas Pekerjaan Umum Jembrana menyusuri jalur mudik hingga ke Pelabuhan Gilimanuk.
"Kami masih menemukan di beberapa lokasi jalan yang berlobang dan bergelombang. Selain itu pekerjaan jembatan di wilayah Kecamatan Melaya juga belum selesai hingga arus mudik, meskipun tidak akan mengganggu arus mudik sepanjang untuk sementara pekerjaan jembatan itu dihentikan sampai selesai arus mudik dan balik," kata Kepala Bagian Operasional Polres Jembrana Komisaris M. Didik Wiratmoko.
Ia mengatakan agar tidak menganggu arus mudik, petugas gabungan minta pekerjaan jembatan yang ditargetkan selesai bulan Desember ini dihentikan sementara mulai H-8 sebelum Hari Raya Idul Fitri.
Untuk mengantisipasi antrean di jalan utama, petugas juga menyiapkan terminal barang di Kelurahan Gilimanuk, yang mampu menampung ribuan kendaraan roda empat.
Kelengkapan marka jalan termasuk lampu penerangan juga diperhatikan petugas, yang menurut Kepala Seksi Managemen Rekayasa Lalu Lintas Sarana Dan Prasarana, Dinas Perhubungan Jembrana Gusti Ngurah Antara Yasa masih dilakukan pendataan.
"Rambu-rambu yang rusak segera akan kami perbaiki, termasuk lampu penerangan jalan karena menjadi sarana vital saat arus mudik," katanya.
Untuk memudahkan pemudik menuju Pelabuhan Gilimanuk akan dipasang sekitar 40 rambu yang mengarahkan kendaraan menuju ke pelabuhan yang menghubungkan dengan Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur tersebut.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, petugas juga akan memasang barrier atau pembatas jalan, agar kendaraan yang menuju Pelabuhan Gilimanuk dan sebaliknya, tidak saling serobot jalur masing-masing.
Selain petugas gabungan yang mengecek kondisi jalur mudik, Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi Jembrana juga melakukan pengawasan langsung ke SPBU-SPBU untuk memastikan mesin pengisi bahan bakar berjalan normal dan sesuai aturan.
Baca juga: ASDP layani 3,6 juta pemudik hingga H+4
Baca juga: Pemudik menuju Pelabuhan Ketapang Banyuwangi meningkat
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Gembong Ismadi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019