Para ulama dan tokoh masyarakat, santri dan muspida di Aceh Barat melaksanakan rukyatul hilal atau melihat anak bulan sebagai petanda masukknya awal Ramadhan tahun ini di pantai Suak Geudeubang, Kecamatan Samatiga, Minggu, petang.
"Karena hilal tidak terlihat, maka keputusan sementara besok (Senin) kita tidak berpuasa, tapi kalau nanti pada akhirnya ada keputusan lain maka akan ada perubahan," kata salah satu tokoh ulama Aceh Barat, Abu Arifin di acara rukyatul hilal.
Semua peserta secara kasat mata dan penggunaan teleskop yang rukyatul hilal tidak melihat anak bulan, sehingga diambil satu kesimpulan sementara sambil menanti ada hasil pengamatan lain di wilayah barat selatan Aceh.
Jamaah shalat Isya di Masjid Babussalam Kota Meulaboh hingga pukul 20.30 WIB masih menanti kepastian untuk dimulainya shalat tawarwih, berbeda dengan beberapa masjid lain di Aceh Barat yang terdengar sudah menggemakan takbir selawat tarawih.
Kemudian pukul 21.00 WIB, tiba informasi dari pengemuka agama di Labuhanhaji, Kabupaten Aceh Selatan, menyampaikan bahwa ada beberapa daerah yang bisa dijadikan rujukan terlihat anak bulan petanda 1 Ramadhan 1440 Hijriah.
"Mohon maaf kepada seluruh jamaan, kita menanti informasi akurat dari guru sebagai panutan. Pesan dari Abuya Amran Wali, bahwa besok pagi kita berpuasa, jadi kita laksanakan shalat tarawih," sebut tokoh agama melalui pengeras suara di Masjid itu.
Di Kabupaten Aceh Barat pelaksanana puasa tahun ini tetap saja ada yang tidak serentak sebagaimana ketetapan yang telah dikeluarkan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia, bahwa 1 Ramadhan 1440 H/ 2019 M, jatuh pada Senin (6/5).
Sebagaimana dilaksanakan oleh umat muslim berpaham tariqah syattariah, pengikut Habib Muda Seunagan, Kabupaten Nagan Raya tersebut telah memulai puasa pertama pada Sabtu (4/5) dan juga sudah lebih awal melaksanakan shalat tarawih. ***3***
Pewarta: Anwar
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019
