Ada celah di ufuk barat yang kita prediksi dapat melihat hilal dari situ namun ternyata tertutup awan. Langit di ufuk barat tempat cukup banyak diselimuti awanDonggala (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tengah bekerja sama dengan Kantor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Geofisika Kelas I Palu melaksanakan rukyatul hilal di stasiun pengamatan hilal Desa Marana, Kabupaten Donggala, Minggu, tetapi tertutup awan.
Dari hasil pemantauan dan pengamatan yang dilakukan sejumlah pengamat hilal Kantor BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu, sejak pukul 17.00 hingga 18.24 WITA, sama sekali tidak terlihat kemunculan hilal.
"Waktu kami mengamati selama 24 menit dari waktu terbenamnya Matahari pukul 18.00 dan terbenamnya Bulan pukul 18.24 hilal tidak terlihat," kata pengamat hilal Kantor BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu Sugeng Amirul Fahmi.
Cuaca yang kurang bersahabat menjadi faktor utama tim pemantau tidak dapat melihat hilal meski hanya sesaat.
Padahal pemantauan hilal dilakukan menggunakan teleskop yang disediakan BMKG.
"Ada celah di ufuk barat yang kita prediksi dapat melihat hilal dari situ namun ternyata tertutup awan. Langit di ufuk barat tempat cukup banyak diselimuti awan," kata dia.
Padahal, sedianya jika hilal berhasil dilihat, sidang isbat penentuan 1 Ramadhan dapat diselenggarakan Kanwil Kemenag Sulteng dan menjadi dasar Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia, dan organisasi Islam lainnya untuk menetapkan 1 Ramadhan.
"Di sini sudah ada dari perwakilan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Pengadilan Agama Donggala, dan perwakilan Kanwil Kemenag Sulteng serta tim falak dari Pesantren Madinatul Ilmo Dolo yang siap mengadakan sidang isbat jika hilal terlihat," kata Kepala Bimbingan Masyarakat Islam Kanwil Kemenag Sulteng Muhammad Ramli.
Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019