Cara pembuatannya memang seperti itu, di pingir pantai."Meulaboh (ANTARA News) - Kelapa muda bakar menjadi salah satu menu favorit masyarakat untuk berbuka puasa pada Ramadhan di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.
Syahbanda (42), salah seorang pedagang kelapa bakar di Meulaboh, mengatakan bahwa selama puasa Ramadhan 1439 Hijriah ini permintaan kelapa muda bakar tlumayan banyak dibanding tahun lalu.
"Tahun lalu, tidak begitu banyak, puasa ini lumayanlah. Mungkin karena kondisi hujan, sehingga cita rasa kelapa muda bakar ini menjadi pilihan masyarakat untuk berbuka," ujarnya di lokasi penjualan, di Desa Langung, Kecamatan Meureubo, Meulaboh, Aceh Barat.
Produsen kelapa muda bakar itu berasal dari seputaran Kecamatan Meurebo. Selain rasanya yang berbeda dari kelapa muda alami, kelapa bakar ini disebut-sebut memiliki banyak khasiat dari aroma rasa air kelapa muda untuk kesehatan tubuh.
Pada puasa tahun ini harga yang ditawarkan masih seperti harga tahun lalu, yakni Rp6.000 per buah, atau ada dalam ukuran batok kecil seharga Rp7.000 per ikat (dua buah), dan warna batok kelapanya sudah berubah kuning bercampur ungu muda.
Proses pengolahan kelapa bakar menggunakan bahan baku kelapa muda, kemudian kelapa ditimbun dengan pasir dan dibakar dalam tumpukan kayu di pinggir pantai menjelang pagi, setelah kulit kelapa hangus, kemudian dikupas satu per satu di laut.
"Cara pembuatannya memang seperti itu, di pingir pantai. Dikupasnya di air laut untuk memudahkan pengupasan kulit yang sudah hangus. Dengan air laut juga bisa memengaruhi rasa kelapa bakar lebih nikmat," kata Syahbanda.
Kelapa muda bakar khas di bulan puasa itu dapat diperoleh di sepanjang jalan nasional Meulaboh-Nagan Raya, tepatnya di wilayah Kecamatan Meureubo, karena produsen kelapa muda bakar selama ini memang dikenal berasal dari kawasan setempat.
Meskipun proses pembuatannya sedikit susah dan memakan banyak waktu, namun masyarakat setempat terlihat masih mempertahankan pembuatan kelapa muda bakar itu tetap tersedia saat bulan puasa Ramadhan.
Pewarta: Anwar
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018