Tentu saja faktor Nova Arianto sebagai peracik strategi memiliki andil besar dalam dua sukses pada dua pertandingan itu.Jakarta (ANTARA) - Tampil penuh percaya diri dan menerapkan strategi yang benar, Indonesia U-17 mencetak dua kemenangan berturut-turut dalam fase grup Piala Asia U-17 2025 untuk membungkus tiket perempat final turnamen ini sekaligus lolos otomatis ke Piala Dunia U-17 2025 di Qatar.
Ini bingkisan yang indah dari Garuda Muda untuk Indonesia yang bagian terbesar masyarakatnya masih dalam suasana merayakan Lebaran.
Indonesia U-17 menjungkalkan Korea Selatan 1-0 pada 4 April, dan mencukur Yaman 4-1 tiga hari kemudian dalam pertandingan kedua Grup C Piala Asia U-17, di Stadion King Abdullah Sports City Hall, Arab Saudi.
Ini kali kedua Indonesia lolos ke Piala Dunia U-17 setelah 2023, ketika menjadi tuan rumah turnamen FIFA dua tahunan yang digelar sejak 1985 itu.
Untuk pertama kali pula Indonesia masuk putaran final Piala Dunia U-17 melalui jalur kualifikasi.
Tim asuhan Nova Arianto itu menjadi tim keempat Asia yang memastikan tiket Piala Dunia U-17 2025, setelah tuan rumah Qatar, Arab Saudi, dan Uzbekistan.
Lima tiket Piala Dunia U-17 lainnya baru bisa diketahui dari hasil pertandingan terakhir dalam empat grup Piala Asia U-17 2025 pada 9-11 April, jika tiga pertandingan kedua di Grup D pada Selasa malam nanti berjalan ketat.
Indonesia yang menang head to head dari Korea Selatan dan Yaman, berdasarkan regulasi AFC untuk Piala Asia U-17, dipastikan menjadi juara grup dan akan menghadapi runner up Grup D dalam perempat final pada 14 April.
Namun sebelum itu, pada 10 April, Garuda Muda mesti menjalani pertandingan terakhir melawan tim paling lemah di Grup C, Afghanistan.
Sedangkan Saudi dan Uzbekistan yang sama-sama di Grup A, baru bisa menentukan lawannya dalam perempat final ketika keduanya bertemu pada laga fase grup terakhirnya untuk menentukan juara dan runner up Grup A.
Meskipun sudah mengayunkan langkah fenomenal, Garuda Muda masih jauh dari separuh jalan dalam turnamen Asia ini.
Namun, dengan catatan bagus melawan Korea Selatan dan Yaman, ditambah kepercayaan diri dan strategi yang benar, Indonesia U-17 berpeluang memasuki level lebih tinggi lagi. Mereka berpeluang menyamai atau bahkan melampaui pencapaian 1990 ketika Indonesia yang menjadi tuan rumah Piala Asia U-17 tuntas dengan status peringkat keempat, setelah kalah 0-5 dari China dalam perebutan tempat keempat.
Tiga puluh lima tahun lalu itu, putaran final Piala Asia U-17 hanya diikuti delapan tim, dan itu pun satu pesertanya, Arab Saudi, menarik diri menjelang kickoff turnamen itu.
Jumlah tim pada Piala Asia U17 1990 itu hanya separuh dari jumlah tim yang mengikuti Piala Asia U-17 edisi 2025, yang diikuti 16 tim.
Jadi, ini edisi yang lebih berat tapi menjadi tantangan tersendiri bagi para pemain Nova Arianto.
Tetapi fakta skuad Garuda telah memenangkan dua dari tiga pertandingan fase grup edisi tahun ini, adalah lompatan besar dari statistik laga pada Piala Asia U-17 1990, ketika Indonesia mencapai semifinal dan peringkat keempat tanpa mencatat satu pun kemenangan.
Saat itu Indonesia lolos ke semifinal setelah memetik dua hasil seri melawan Qatar dan Korea Selatan.
Garuda Muda lalu dikalahkan 0-2 oleh Uni Emirat Arab dalam semifinal, dan kemudian menyerah 0-5 kepada China pada perebutan tempat ketiga.
Baca juga: Bantai Yaman 4-1, Indonesia lolos ke Piala Dunia U-17 2025
Mental dan Visi Bermain Bagus
Jika dilihat dari hasil pertandingan, Garuda Muda edisi 2025 lebih baik daripada tim Indonesia yang mencapai peringkat empat Piala Asia U-17, tiga puluh lima tahun silam.
Mencapai peringkat empat edisi tahun ini jelas lebih berat dan lebih menantang ketimbang edisi 1990. Meskipun demikian, enam poin dari Korea Selatan dan Yaman, yang kemungkinan besar bakal disusul dengan hasil bagus lainnya dari laga melawan Afghanistan, membuktikan I Putu Panji Apriawan cs adalah tim yang siap menciptakan rangkaian kejutan.
Tidak saja padu dan kokoh, mereka tampil nyaris sempurna kala melawan Yaman, dengan mencetak tiga gol indah, dan sebuah penalti, berkat apa yang disebut pelatih Nova Arianto sebagai "mental dan visi bermain yang bagus".
Evandra Florasta dkk juga tampil cerdik kala melawan Korea Selatan yang lebih mendominasi pertandingan. Mereka terus memutar otak mencari cara melumpuhkan tim yang lebih kuat dan lebih menekan.
Mereka juga tenang, jeli menyerap energi lawan dan membaca celah kemenangan, setipis apa pun peluang kemenangan itu, dengan serangan balik yang mematikan, dan ketajaman melihat peluang.
Kala melawan Korea Selatan, Garuda Muda mencetak gol dari satu-satunya peluang "on target" yang mereka buat dalam pertandingan itu.
Mereka juga cerdik dalam mengenali situasi lapangan, dengan memanfaatkan lebar lapangan untuk memberikan ancaman balik kepada Korea Selatan, yang kerap frontal menyerang dari tengah.
Baca juga: Gholy akui Indonesia bermain lebih bagus saat lawan Yaman
Faktor Nova Arianto
Visi bermain dan mental yang bagus seperti disebut Nova Irianto itu semakin kuat terlihat kala Garuda Muda memporak porandakan pertahanan Yaman.
Mereka bisa menandingi Yaman di tengah, tapi saat bersamaan membaca dengan baik sisi permainan yang menjadi titik lemah Yaman.
Hasilnya, menyadari Yaman lebih mengandalkan serangan dari sisi kanan permainannya tetapi berkinerja lebih lemah di kiri dan tengah, Garuda Muda menekan Yaman dari tengah dan sisi kiri permainan lawannya itu.
Dari sekitar 10 peluang yang dibuat Garuda Muda kala melawan Yaman, tujuh peluang di antaranya dirancang dari daerah kiri dan tengah permainan lawan.
Dua dari tiga gol, di luar gol penalti, yang dibuat Garuda Muda ke gawang Yaman, berasal dari aransemen di kedua sektor itu.
Sejauh ini, bersama Uzbekistan, Korea Selatan, Arab Saudi dan Jepang, Garuda adalah tim paling produktif mencetak gol. Selain itu, bersama Korea Selatan, Indonesia menjadi dua tim paling tangguh dalam menjaga pertahanan, dengan baru sekali kebobolan.
Tak salah jika Nova Arianto menyanjung visi pemain-pemainnya, yang selain padu dan bermain dalam team-work, tapi juga cerdas membaca permainan, serta jeli melihat tendensi lawan.
Tentu saja faktor Nova Arianto sebagai peracik strategi memiliki andil besar dalam dua sukses pada dua pertandingan itu.
Nova juga tak tergoda memasang strategi yang mungkin terlihat indah tapi tidak efektif bagi timnya. Semuanya disesuaikan dengan kebutuhan, jenis lawan dan momen. Itulah pola fikir yang umum dirangkul para pelatih sepak bola modern di seluruh dunia saat ini, kecuali segelintir pelatih yang timnya memiliki sumber daya hebat dalam banyak hal.
Nova kini akan mencoba pemain-pemainnya yang tidak dia turunkan dalam dua laga pertama Piala Asia U17 2025 itu, ketika lusa nanti Garuda Muda menjalani laga terakhir fase grup melawan Afghanistan.
Selain sebagai kesempatan memperbanyak poin, laga melawan Afghanistan ini bisa menjadi salah satu cara Nova dalam menguji kedalaman skuad, yang penting untuk laga-laga berikutnya.
Kedalaman skuad bisa menambah unsur misterius untuk kekuatan Garuda Muda, yang bisa membuat calon lawan kesulitan membaca kekuatan sebenarnya Garuda Muda sehingga salah memperlakukan skuad asuhan Nova Arianto itu. Semoga.
Baca juga: Nova Arianto: pemain miliki mental dan visi bermain yang bagus
Baca juga: Ketum PSSI minta Timnas U-17 tetap fokus ke Piala Asia U-17 2025
Copyright © ANTARA 2025