di Jakarta ini banyak orang yang sudah pindah keluar Jakarta. Tapi KTP-nya masih  Jakarta

Jakarta (ANTARA) - Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna menilai turunnya angka pendatang ke Jakarta bisa dimanfaatkan untuk menata ulang administrasi kependudukan (adminduk).

“Justru sekarang saatnya Jakarta menata kembali administrasi kependudukannya. Karena ternyata di Jakarta ini banyak orang yang sudah pindah keluar Jakarta. Tapi KTP-nya masih Jakarta,” kata Yayat saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Baca juga: Jakarta antisipasi pendatang baru usai Lebaran

Yayat mengatakan pesan dari Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung perlu selalu diingat bahwa Jakarta memang terbuka untuk siapa saja namun perlu memenuhi syarat dan ketentuan salah satunya memiliki identitas yang jelas.

Selain itu, Yayat mengatakan pendatang juga perlu memastikan tujuannya untuk datang ke Jakarta. Jangan sampai, pendatang hanya mengharapkan mendapatkan bantuan sosial dari Pemerintah Provinsi Jakarta.

Lebih lanjut, Yayat juga menilai dengan adanya penertiban KTP yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta, hal ini juga bisa membuat pemberian bantuan sosial (bansos) lebih tepat sasaran.

Baca juga: Dukcapil DKI catat 321 ribu warga pindah keluar Jakarta di 2024

“Justru Jakarta menjadi kota global dengan saingan yang demikian ketat, harus mengajarkan. Masuk Jakarta itu ada tata aturannya. Bukan suka-suka kita. Maka itu menjadi pembelajaran bagi semua pengelola kota. Bahwa penduduk itu harus taat,” kata Yayat.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta Budi Awaluddin mengatakan pada tahun 2025, pendatang baru ke Jakarta diprediksi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

“Berdasarkan perhitungan kami (Disdukcapil DKI Jakarta) sekitar 10.000 sampai dengan 15.000 jiwa pendatang baru akan datang ke Jakarta pada musim pasca hari raya tahun ini,” kata Budi.

Budi mengatakan, faktor terjadinya penurunan ini diprakirakan kareba beberapa faktor seperri sosialisasi yang telah dilakukan atas program penataan administrasi kependudukan sesuai domisili, Persaingan di Jakarta yang semakin ketat, serta Jakarta bukan satu-satu kota besar di Indonesia dan itu dinilai menjadi pilihan bagi para urban untuk menjadi kota tujuan baru.

Baca juga: RT/RW berperan penting dalam pendataan pendatang ke Jakarta

Budi menjelaskan, jumlah pendatang pasca hari raya tahun 2024 tercatat sebesar 16.207 jiwa, turun sekitar 37,47 persen dari tahun 2023 yaitu sebesar 25.918 jiwa. Sedangkan tahun ini diprakirakan pendatang baru sekitar sekitar 10.000 sampai dengan 15.000 jiwa.

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025