Jakarta (ANTARA) - Hari Raya Idul fitri selalu identik dengan tradisi saling bermaafan. Setelah menjalani sebulan penuh ibadah di bulan Ramadan, momen ini menjadi waktu yang tepat untuk saling meminta dan memberi maaf atas segala kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak.

Namun, memaafkan bukan hanya tradisi di hari raya. Dalam Islam, memaafkan kesalahan orang lain adalah ajaran mulia yang memiliki banyak keutamaan. Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk menjadi pribadi yang pemaaf, sementara Rasulullah SAW menunjukkan teladan luar biasa dalam memaafkan, bahkan kepada orang yang menyakitinya.

Sikap memaafkan bukan tanda kelemahan, justru mencerminkan kekuatan hati dan kedewasaan. Dengan memaafkan, kita membebaskan diri dari dendam dan amarah, serta membuka pintu keberkahan dan rahmat dari Allah SWT.

Lalu, apa saja firman Allah dalam Al Quran dan sabda Rasulullah SAW yang mendorong kita untuk memaafkan kesalahan orang lain? Berikut beberapa di antaranya:

Ayat Al Quran tentang memaafkan

QS. Al-A’raf: 199

"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh."

Ayat ini mengajarkan pentingnya menjadi pribadi yang mudah memaafkan, mendorong kebaikan, dan menjauhi perdebatan dengan orang yang tidak mau memahami kebenaran.

QS. Ali Imran: 133-134

"(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."

Dalam ayat ini, Allah memuji orang yang mampu menahan amarah dan memaafkan orang lain sebagai bentuk kebaikan yang sangat dicintai-Nya.

QS. Asy-Syura: 40

"Barangsiapa yang memaafkan dan mendamaikan, maka pahalanya ada di sisi Allah."

Allah menjanjikan pahala besar bagi mereka yang memilih memaafkan dan berusaha memperbaiki hubungan.

Hadits tentang memaafkan

1. HR. Bukhari dan Ad-Dailami

Rasulullah SAW bersabda: "Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada."

Hadits ini menegaskan bahwa sabar dan pemaaf merupakan tanda keimanan yang paling mulia di sisi Allah.

2. HR. At-Thabrani

"Maafkanlah, niscaya kamu akan dimaafkan (oleh Allah)."

Hadits ini menunjukkan bahwa siapa pun yang memaafkan kesalahan orang lain akan mendapat ampunan dari Allah atas dosa-dosanya.

3. Al-Muwatta’ (Imam Malik)

"Tidaklah Allah menambahkan sesuatu kepada orang yang memaafkan kecuali kemuliaan."

Rasulullah SAW menjelaskan bahwa memaafkan orang lain tidak akan merugikan kita. Sebaliknya, Allah akan menambahkan kemuliaan bagi mereka yang tulus memaafkan.


Memaafkan bukan sekadar kata-kata, melainkan bukti ketulusan dan kekuatan hati. Dalam Islam, memaafkan bukan tanda kelemahan, melainkan cermin akhlak yang luhur. Allah SWT memuliakan mereka yang mampu memaafkan kesalahan orang lain dan menjanjikan pahala yang besar di akhirat.

Ketika kita memaafkan, kita tidak hanya membebaskan orang lain dari kesalahan, tetapi juga membebaskan diri sendiri dari beban amarah dan dendam.


Baca juga: Sederet makna Lebaran yang khas dalam perayaan Idul Fitri

Baca juga: Mengapa Idul Fitri jadi tradisi waktu terbaik untuk memaafkan?

Baca juga: Keutamaan saling memaafkan dalam IsIam

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025