Costa Navarino, Yunani (ANTARA) - Kirsty Coventry terpilih sebagai presiden ke-10 Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committee/IOC) pada Kamis (20/3), sekaligus menorehkan sejarah sebagai wanita pertama dan orang Afrika pertama yang memimpin gerakan Olimpiade global.

Pemilihan ini dilakukan melalui pemungutan suara rahasia oleh lebih dari 100 anggota IOC dalam sidang ke-144 IOC di Yunani. Wanita berusia 41 tahun tersebut, yang memenangkan pemungutan suara pada putaran pertama, akan resmi menjabat setelah 23 Juni, menggantikan Thomas Bach, yang menjabat sebagai presiden IOC sejak 2013.

"Momen yang luar biasa. Sebagai seorang gadis berusia 9 tahun, saya tidak pernah menyangka bahwa saya akhirnya akan berdiri di sini, untuk memberikan kontribusi bagi gerakan kita yang luar biasa ini," ujar Coventry setelah namanya diumumkan oleh Bach.

Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang baru terpilih, Kirsty Coventry, menghadiri konferensi pers di Costa Navarino, Yunani, 20 Maret 2025. (Xinhua/Cao Can)

Pada putaran pertama pemungutan suara, total 97 surat suara yang sah diberikan karena para anggota IOC dari Komite Olimpiade Nasional (National Olympic Committee/NOC) tempat asal kandidat tidak memenuhi syarat untuk memberikan suara.

Coventry menerima 49 suara, mengamankan suara mayoritas dari suara sah yang dibutuhkan untuk pemilihan. Juan Antonio Samaranch Jr. berada di posisi kedua dengan 28 suara.

"Selamat kepada Kirsty Coventry atas terpilihnya sebagai presiden IOC ke-10. Saya menyambut baik keputusan para anggota IOC dan menantikan kerja sama yang kuat, terutama selama masa transisi. Tidak diragukan lagi bahwa masa depan gerakan Olimpiade kita cerah dan nilai-nilai yang kita perjuangkan akan terus memandu kita di tahun-tahun mendatang," kata Bach.

Coventry akan menduduki jabatan presiden selama delapan tahun, dengan kemungkinan perpanjangan masa jabatan selama empat tahun.

"Ini menjadi pengingat komitmen saya kepada Anda semua bahwa saya akan memimpin organisasi ini dengan penuh kebanggaan, dengan nilai-nilai di intinya. Dan saya akan membuat Anda semua sangat bangga dan mudah-mudahan sangat percaya diri dengan keputusan yang Anda ambil hari ini," tambahnya.

Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang baru terpilih, Kirsty Coventry (kanan), menghadiri konferensi pers di Costa Navarino, Yunani, 20 Maret 2025. (Xinhua/Cao Can)

Sebagai mantan juara renang Olimpiade, Coventry merupakan salah satu atlet paling berprestasi di Afrika, yang memenangkan tujuh medali Olimpiade, termasuk dua medali emas. Dia menjadi anggota IOC sejak 2013 dan juga menjabat sebagai ketua Komisi Atlet IOC, di mana dirinya memainkan peran penting dalam mengadvokasi hak-hak dan kesejahteraan atlet.

Kampanye Coventry untuk menjadi presiden berfokus pada modernisasi gerakan Olimpiade, meningkatkan keterlibatan generasi muda, serta memperkuat peran atlet dalam proses pengambilan keputusan IOC.

Dia juga menekankan pentingnya transformasi digital untuk membuat Olimpiade lebih mudah diakses dan relevan bagi penonton yang lebih muda, serta upaya keberlanjutan untuk memastikan penyelenggaraan Olimpiade tetap layak secara lingkungan dan finansial.

Coventry menjabat sebagai Menteri Pemuda, Olahraga, Seni, dan Rekreasi Zimbabwe sejak 2018, di mana dia berfokus pada pengembangan inisiatif olahraga akar rumput dan meningkatkan peluang bagi kaum muda di seluruh negara tersebut untuk berpartisipasi dalam olahraga.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025