Xining, China (ANTARA) - Danau Qinghai, danau air asin pedalaman terbesar di China, mengalami kenaikan ketinggian air dan perluasan area perairan selama 20 tahun beruntun, yang menimbulkan berbagai tantangan ekologis dan sederet tantangan lainnya, kata sejumlah ahli ekologi China.

"Pada 2024 saja, danau ini telah bertambah luas hingga 28 kilometer persegi," ujar Ma Ping, direktur departemen perlindungan dan restorasi ekologi dari administrasi perlindungan dan manajemen area objek wisata Danau Qinghai.

Ketinggian air danau telah bertambah dengan rata-rata laju lebih dari 20 sentimeter per tahun, dan kini mencapai ketinggian 3.196 meter di atas permukaan laut.

Data satelit yang diperoleh pada September 2024 menunjukkan bahwa luas area air Danau Qinghai mencapai 4.650,08 kilometer persegi, menandai kenaikan 0,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan mempertahankan tren perluasan berkelanjutan selama dua dekade sejak 2004.

Dataran Tinggi Qinghai-Tibet, yang dikenal sebagai Kutub Ketiga dunia dan Menara Air Asia, memiliki banyak danau pedalaman. Terletak di Provinsi Qinghai, Danau Qinghai merupakan salah satu danau dataran tinggi tertinggi di dunia dan memainkan peran penting dalam menjaga keamanan ekologis di China barat laut.

Patung seorang dewi berwarna putih susu yang dahulu berdiri di tepi danau, kini sebagian terendam oleh air yang naik.

"Patung ini tingginya mencapai tujuh meter. Ketika pertama kali dibangun, ketinggian air berada di kisaran 2 meter di bawah dasar patung. Dahulu, patung ini merupakan spot fotografi yang populer untuk mengabadikan pemandangan danau," ujar Chen Dehui, wakil kepala administrasi itu.

Faktor-faktor utama

Para ahli meyakini bahwa upaya konservasi dan perubahan iklim merupakan salah satu faktor utama di balik perluasan danau yang berkelanjutan.

Ketinggian air danau sebenarnya telah menurun sejak pemantauan dimulai pada 1955. Namun, tren ini berbalik arah pada 2004.

Menurut Ma Ping, berbagai upaya konservasi yang dilakukan selama bertahun-tahun telah secara signifikan meningkatkan kemampuan konservasi air dan tanah di area danau itu. Area lahan berpasir, gundul, dan tanah salin-alkali di sekitar danau telah berkurang, dan tingkat cakupan vegetasi telah naik menjadi 63 persen.

Kepala Cagar Alam Nasional Danau Qinghai, Liu Qingchun, mengatakan pemanasan global yang kian intensif dan meningkatnya kelembapan dataran tinggi berkontribusi terhadap ketinggian air yang terus naik di Danau Qinghai.

Ia mengatakan sungai-sungai di hulu mengalirkan lebih banyak air ke dalam danau, yang ditambah dengan peningkatan pasokan air dari sumber mata air di bawah danau dan curah hujan alami.

Data menunjukkan rata-rata presipitasi di cekungan danau itu mencapai 413 mm pada 2023, yang artinya 6,9 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Berbagai tantangan baru

Garis pantai danau yang semakin meluas menimbulkan sejumlah tantangan baru. Rumah-rumah petani dan penggembala lokal telah terendam. Naiknya permukaan air juga mengancam beberapa habitat dan tempat berkembang biak unggas air, serta habitat rusa Przewalski, spesies rusa yang terancam punah.

Pada 2022, China menyetujui rencana untuk membangun taman nasional di Danau Qinghai. Sebuah area seluas 10.400 kilometer persegi telah ditetapkan pada tahap awal.

Para ahli ekologi setempat yakin bahwa peresmian taman nasional tersebut akan membantu mengatasi berbagai tantangan ekologis baru dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi ekosistem.

Pewarta: Xinhua
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025