Ambon (ANTARA) - Warga Maluku menjadikan kudapan ringan pisang asar dan asidah sebagai menu yang selalu diminati untuk berbuka puasa pada Ramadhan 1446 Hijriah atau 2025 Masehi.

“Menu ini jarang ditemukan di tempat lain, kalau di Maluku pisang asar buatan orang Tulehu sudah pasti selalu diminati,” kata salah satu pedagang takjil dadakan Ona Nahumarury di Ambon, Senin.

Ia menjelaskan Pisang Asar adalah menu takjil atau berbuka puasa yang terbuat dari pisang raja dengan taburan harumnya bubuk kayu manis berpadu renyahnya kenari yang disangrai lalu dihancurkan.

"Pisang asar kenari bahannya lebih dominan pisang dan kenari dengan rasa manis pisang dan gurih kenarinya benar-benar terasa," katanya.

Baca juga: Jaktim gencarkan pengecekan keamanan takjil selama Ramadhan

Baca juga: Keutamaan sedekah takjil untuk orang berpuasa saat bulan Ramadhan

Untuk membuat pisang asar kenari juga cukup mudah pertama-tama pisang dibelah dua lalu ditaburi kenari, susu dan telur yang sudah dicampurkan setelah itu diasar selama beberapa menit sekitar 40-60 menit menggunakan api sedang, lalu ditaburi bubuk kayu manis dan siap dihidangkan.

“Harganya hanya Rp2.000 per potong, bisa laris 100 potong dalam sehari, karena satu orang bisa beli lima sampai 10 potong,” kata dia.

Selain pisang asar, menu berbuka dengan asidah pun tak kalah diminati oleh para pemburu takjil di Maluku.

Asidah khas Maluku dengan lelehan mentega. ANTARA/Dedy Azis
Salah satu pembuat asidah, Nursin Ode mengatakan kue asidah terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung terigu, gula merah, kapulaga, daun pandan, santan dan kayu manis.

Cara membuat asidah pun tergolong mudah, semua dicampurkan dan dihaluskan kemudian masak sambil diaduk hingga mengental dan berwarna coklat tua. Jika sudah berwarna coklat tua siram mentega panas di atas asida untuk dihidangkan.

“Teksturnya yang kenyal dan rasa manisnya yang pas dengan aroma harum rempah-rempah, menjadikannya takjil yang juga laku keras di Bulan Ramadhan,” katanya.

Nursin mengatakan asidah yang dijualnya bervariasi mulai dari Rp5.000 untuk satu wadah keil hingga Rp10.000 untuk wadah berukuran besar.

“Paling nikmat makan asidah dengan teh manis hangat saat berbuka,” kata Nursin.*

Baca juga: Polresta Gorontalo Kota bagikan takjil kepada pengguna jalan

Baca juga: Menu MBG di Gorontalo Utara berupa takjil selama Ramadhan, ini isinya

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025