"Kementerian Pariwisata sangat serius dalam menangani potensi bencana, termasuk banjir, di destinasi wisata, terutama menjelang libur Lebaran. Kami menyadari bahwa tren kebencanaan, seperti banjir yang akhir-akhir ini terjadi di area Jabodetabek, dapat berpotensi terjadi di daerah destinasi lainnya," kata Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Hariyanto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Hariyanto menyebut sejumlah lembaga itu di antaranya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan SAR Nasional (Basarnas).
Baca juga: Kemenpar imbau pemda patuhi SE Lebaran guna jaga keamanan wisatawan
Kementerian Pariwisata bersama BNPB, katanya, melakukan koordinasi yang terintegrasi dan efektif, serta sesuai dengan standar penanggulangan bencana nasional.
Keduanya mendorong adanya kerja sama dengan para pelaku industri pariwisata untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Adapun informasi mengenai mitigasi bencana yang terjadi termasuk ketika terjadi kondisi banjir, diinformasikan kepada masyarakat melalui Aplikasi Inarisk Personal oleh BNPB yang dapat diunduh melalui Playstore dan Appstore.
Baca juga: Jelang Lebaran, Pemerintah turunkan harga tiket hingga kampanye wisata
Kemudian untuk kerja sama bersama BMKG, Kementerian Pariwisata ikut memantau kondisi cuaca di destinasi wisata melalui prakiraan cuaca. Informasi tersebut dapat dipantau melalui aplikasi infoBMKG maupun info resmi media sosial info BMKG.
Selain itu, Hariyanto menyebut BMKG juga melakukan pengembangan untuk pemantauan cuaca pada beberapa destinasi wisata melalui situs resminya yakni https://web-meteo.bmkg.go.id/id/prakiraan/cuaca-wisata/prakiraan-cuaca-prioritas.
Sementara terkait kolaborasi dengan Basarnas dilakukan untuk keperluan pencarian dan pertolongan melalui aplikasi Panic Button dan terhubung dengan Quick Response (QR) SAR oleh Basarnas.
Baca juga: Indonesia jadi destinasi kapal pesiar global "Anthem of the Seas"
"Aplikasi itu dapat melaporkan berbagai bencana termasuk bencana banjir," kata Hariyanto.
Dalam kesempatan itu, Hariyanto turut memberikan imbauan bagi daerah yang kemungkinan dilanda curah hujan tinggi dan bencana hidrometeorologi.
Berdasarkan pantauan BMKG melalui data Prospek Cuaca Mingguan Periode 4–10 Maret 2025: Waspada Dampak Cuaca Ekstrem Pada Awal Ramadhan - Prospek Cuaca Mingguan - BMKG, Hariyanto menyebut ada beberapa daerah yang rawan terkena hujan lebat seperti Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Baca juga: Gerakan Wisata Bersih aksi nyata jaga destinasi berkelanjutan
"Wisatawan diimbau untuk memastikan perkiraan cuaca sebelum berwisata melalui kanal resmi seperti melalui InfoBMKG," katanya.
Selain itu, Kementerian Pariwisata juga mengimbau untuk destinasi alam dan outdoor terutama yang berada di sekitar sungai dan pantai, serta pegunungan untuk memberikan informasi terkini kepada wisatawan mengenai aktivitas wisata yang dapat dilakukan serta menghentikan aktivitas jika dinilai tidak aman.
Baca juga: BEC dan Gandrung Sewu Banyuwangi kembali masuk KEN 2025 Kemenpar
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025